Quantcast
Channel: Motivasi – Hipwee
Viewing all 2645 articles
Browse latest View live

Orang Lain Mungkin Terlihat Lebih Bahagia, Tapi Bukankah Kita Tak Pernah Tahu Perjuangan Mereka?

$
0
0

“Kamu beruntung banget sih punya bisnis keluarga. Nggak perlu susah payah cari kerja…”

“Enak ya punya pasangan yang sudah mapan. Mau menikah, semua sudah tersedia…”

Sadar atau tidak, ternyata kita sering menggampangkan. Menganggap kalau segala yang terjadi di sekitar itu bisa didapat dengan cara yang instan. Buktinya, kalimat-kalimat seperti di atas bisa dengan ringan kita ucapkan. Seolah-olah pencapaian tak datang sepaket dengan perjuangan.

Akibatnya, kita pun dengan mudah merutuki kekurangan diri. Kita menjadi gampang silau bahkan iri dengan apa yang orang lain miliki. Dan dalam kondisi yang kronis, kita justru tak lagi fokus mewujudkan harapan – melainkan sekadar sibuk berandai-andai bisa memiliki apa yang orang lain sudah dapatkan.

 

Kita sepertinya terbiasa dengan budaya membandingkan. Kepandaian, kekayaan, atau pencapaian jadi ukuran untuk menilai seseorang.

membandingkan jadi hal yang biasa via captain-d-o.tumblr.com

“Dia memang pintar, belum lulus saja sudah dapat tawaran kerja. Agak beda sih sama kakaknya, yang sampai sekarang masih sibuk dengan skripsinya.”

Dalam hidup bermasyarakat, kita dididik untuk saling peduli. Kepekaan diri sudah terasah sejak dini agar kita tahu kesusahan apa yang sedang orang lain rasai. Namun, kepekaan itu seringkali berubah jadi rasa ingin tahu yang berlebihan. Khususnya dalam hal pencapaian, kita jadi lebih perhatian pada apa yang orang lain sudah dapatkan.

Dan akhirnya, pencapaian-pencapaian itulah yang jadi ukuran kita untuk menilai seseorang. Apakah dia pintar, kaya, cantik, atau tampan? Bahkan, hal itu pula yang membuat kita jadi mudah membanding-bandingkan. Seakan prestasi dan pencapaian adalah hal penting yang harus selalu diumbar dan dibicarakan.

 

Memang, tak ada salahnya melihat dan menilai apa yang orang lain dapati. Kebiasaan itu bisa jadi baik untuk memantik semangat dalam diri.

baik jika bisa memantik semangat diri via www.tumblr.com

Setiap orang terlahir dengan karakteristik yang berbeda. Ada yang mampu menumbuhkan semangat dalam dirinya sendiri, namun ada pula yang butuh bantuan orang lain agar lebih terpacu lagi. Misalnya saja saat melihat teman berhasil mencetak prestasi, mungkin akan muncul semangat untuk membuat hal yang sama.

“Wah, dia berhasil selesai skripsi dalam waktu 3 bulan aja, harusnya aku juga bisa…”

Jika kebiasaan melihat dan menilai pencapaian orang lain bisa berdampak seperti ini tentu akan baik bagi diri sendiri. Bukan berarti tak mau kalah atau ingin menang sendiri, tapi semata-mata untuk menyemangati diri supaya gigih untuk melakukan yang jauh lebih baik lagi.

 

Sayangnya keberhasilan orang lain kadang tak membawa dampak baik, tapi justru membuat iri. Lalu, dengan ringan kita malah merutuki kekurangan diri sendiri.

rasa iri membuat kita merutuki diri via youwillneverrknow.blogspot.co.id

“Kamu sih enak, pembimbing skripsimu baik. Kalau aku ‘kan emang sial, pembimbing skripsiku menyebalkan.”

Alih-alih membuat diri kita terpacu untuk melakukan yang lebih baik lagi, keberhasilan orang lain kadang malah membuat kita iri. Kita dengan mudah membanding-bandingkan, merasa orang lain lebih beruntung karena mendapat apa yang mereka inginkan.

Selebihnya, rasa iri pun membuat kita dengan mudah merutuki kekurangan diri. Menganggap bahwa orang lain lebih beruntung, lalu dengan gampangnya kita merasa rendah diri. Bahkan tak lagi punya semangat untuk meraih apa yang kita ingini.

 

Padahal, setiap pencapaian pasti datang sepaket dengan perjuangan. Tak ada keberhasilan yang didapat dalam sekejap layaknya membuat mie instan.

tak ada keberhasilan yang sekejap via favim.com

Rasa iri atau sikap rendah diri sebenarnya jadi yang paling berbahaya. Keduanya membuat kita mengabaikan nalar dan logika. Keduanya pula yang menjadikan kita lupa bahwa setiap pencapaian pastilah datang sepaket dengan perjuangannya.

Bagaimana pun, mustahil jika sebuah prestasi bisa didapat dalam sekejap. Keberhasilan tak mungkin dapat diraih dalam semalam tanpa kerja keras dan kegigihan. Dan sesungguhnya, mereka yang berhasil mencapai cita-cita atau mewujudkan keinginan pasti adalah orang-orang yang mau bekerja keras dan berjuang.

“You never know what someone is dealing with behind closed doors. You only know what you see or what you think you see.”

 

Seringkali kita hanya melihat apa yang tampak di depan mata, tanpa kita tahu apa yang sebenar-benarnya terjadi di baliknya.

kita tak pernah tahu yang sebenarnya via cdn1.dylandsara.com

Dalam falsafah Jawa, kehidupan manusia hanyalah “wang sinawang” yang berarti bahwa kita sesama manusia hanya bisa saling melihat. Terlebih, kita hanya melihat bahwa apa yang dimiliki orang lain selalu lebih baik atau lebih indah dari apa yang kita miliki. Makna ini hampir mirip seperti kiasan “rumput tetangga selalu lebih hijau”.

Ya, mungkin orang lain punya kehidupan yang lebih indah, lebih bahagia, lebih mapan, atau lebih segala-galanya. Tapi bukankah sebenarnya kita tak tahu apa-apa tentang mereka? Kita tak tahu bagaimana perjuangan mereka untuk mendapatkan kebahagiaan dan kemapanan itu.

Kita pun tak tahu apakah sebenarnya mereka sudah benar-benar puas dan bahagia dengan apa yang dimiliki, atau justru mereka sebenarnya juga sedang menutupi kegundahan dan rasa iri pada apa yang kita miliki? Kita tak akan pernah tahu karena sebenar-benar hati manusia hanya Tuhan yang tahu.

 

“Kehidupan bukan hanya apa yang terlihat oleh mata. Tak perlu iri pada orang lain yang tampak lebih bahagia, karena kita tak pernah tahu bagaimana perjuangan mereka.”


Apapun Kesalahanmu Dulu, Sudah Kumaafkan. Urusan Balas-Membalas Toh Aku Sudah Titip Tuhan

$
0
0

Hai, kamu yang dulu pernah berbuat salah padaku.

Apa kabar? Masih sibuk bersembunyi dan melepas tangan di balik berbagai dalih dan alasan? Ah, setidaknya, terima kasih karena sudah mau membaca surat ini. Tenanglah, aku tidak akan merutuki lebih lanjut atau menghakimi.

Mungkin tak mudah untuk membaca suratku ini. Tapi, sulit juga bagiku untuk menuliskannya dan mengunjungi luka menganga dalam otakku lagi.

Sampai sekarang, aku masih menanggung akibat dari perbuatanmu padaku. Maklum, yang dirimu lakukan tak sekadar menyerobot antrian atau membuatku kesal. Bahkan, semua orang yang tahu perbuatanmu padaku selalu mengajukan pertanyaan yang sama:

“Gila. Kok bisa sih ada orang kayak dia?”

“Kamu nggak geregetan? Kalau aku jadi kamu sih, udah kulabrak anaknya dari dulu.”

Bukannya membalas dendam tak pernah terpikir olehku. Aku juga orang biasa yang sakit hati atas perbuatanmu.

Tapi jika aku melakukan hal yang sama dengan yang kamu lakukan padaku, berarti aku sama saja denganmu. Aku tak ingin menjadi kamu yang kedua. Lagipula aku percaya Tuhan ada, dan dia memiliki rencana atas apa yang terjadi pada hamba-Nya.

“Buat apa juga balas dia. Aku titip ke Tuhan saja.”

 

Tadinya aku mencoba bersikap biasa saja. Tapi akhirnya aku tahu, marah tidak apa-apa. Apalagi mengingat apa yang kaulakukan di belakang mata

kupikir mudah, tapi tak demikian adanya

Tadinya aku berusaha bersikap sabar dan biasa saja. Tapi kamu semakin menjadi, aku tak bisa lagi menutup mata.

Perbuatanmu otomatis membuatku kecewa. Tapi awalnya, aku menghargai hubungan baik kita dan mencoba bersikap biasa saja. Tak perlu marah-marah besar, mungkin ini hanya salah paham.

Sayangnya, kamu malah semakin menjadi karena sikapku padamu toh “baik-baik saja”. Duh, sabar juga ada batasnya.

Aku tahu apa yang kamu lakukan di belakangku. Sekali-sekali, mungkin itu adalah kesalahan minor yang bisa kumaafkan dan kuanggap ketidaksengajaan. Tapi lama-lama, kamu melampaui batas dan keterlaluan.

Tahu begitu sejak dulu aku tak akan berusaha sabar. Sekarang, setiap hari aku mengingat betapa repotnya hidupku karena kesalahan-kesalahan yang kau lakukan. Apakah menurutmu seperti ini membuatku nyaman?

 

Berada di sekitarmu hanya membuat rasa kesalku membuncah. Aku pun sulit berkonsentrasi melakukan berbagai kegiatan. Oleh karenanya aku memilih untuk menjauh

Kalau sempat menjauh darimu, bukan berarti aku sombong.

Aku tidak bisa berlaku sopan padamu. Karena itu, menjauh lebih baik bagiku.

Aku tak bermaksud sombong jika sempat menjauh darimu. Setelah apa yang kamu lakukan, tak lantas begitu saja aku bisa menjalani kegiatan seperti biasanya bersamamu. Aku butuh waktu. Butuh waktu untuk sendiri memikirkan bagaimana caranya agar hati ini ikhlas menerima kesalahanmu. Berada di dekatmu, melihat dirimu, dan mendengar namamu disebut masih membuatku tak nyaman. Ada rasa kesal dalam hati yang kian membuncah dan aku ingin menghindarinya.

Setiap mengingat kesalahanmu, seringkali berkata dalam hati: Mengapa tak aku balas saja perbuatannya? Supaya kamu tahu bagaimana sakitnya

Aku pun sempat terpikir untuk membalasmu.

Karena perbuatanmu, aku jadi begini. Akan aku balas suatu hari nanti supaya kamu bisa merasakan rasa sakit ini.

Kejahatan dibalas juga dengan kejahatan memang menyakitkan, bahkan akan menimbulkan efek sakit hati yang tak kalah berbeda. Niat tersebut sempat mampir sebentar dalam otakku karena saat itu tak tahu harus berbuat apa untuk menghadapi efek dari kesalahanmu. Aku juga berpikir untuk membalas perbuatanmu dengan cara yang sama, atau bahkan lebih. Bukankah kamu perlu diberi pelajaran?

Kalau ada sesuatu yang bisa kuhadiahkan untukmu, itu adalah pelajaran agar kamu lebih memahami bagaimana seharusnya bertingkah laku dan bertutur kata. Akan ada kepuasan tersendiri yang begitu besar jika aku bisa melakukannya.

 

Tapi aku sadar bahwa manusia tak ada yang sempurna, begitupun diriku. Aku pun memilih melupakan kesalahanmu dan menjalani hidup seperti sebelumnya

Ya sudah via favim.com

Aku sudah berproses dan semakin dewasa. Lelah rasanya untuk terus mengingat kesalahanmu dan menyimpan dendam yang sama.

Semakin hari aku berpikir tentang kesalahanmu, bagaimana caramu berbuat demikian, dan apa dampak yang dihasilkan membuatku tak melepas dendam yang aku rasa.

Tapi aku memiliki waktu untuk menyadari bahwa memang tak ada manusia yang sempurna. Baik itu kamu, orang lain, atau bahkan diriku pun ternyata pernah melakukan kesalahan. Oleh karenanya, hingga kini aku berusaha memaafkan dan melupakan kesalahanmu. Toh, masih banyak hal lain di hidupku yang lebih bermanfaat dibandingkan memikirkan kesalahanmu.

 

Masih banyak hal penting lainnya dari hidupku selain merutuki kesalahanmu. Soal balasan, aku titip Tuhan. Aku yakin dia sudah merencanakan yang setimpal

Tuhan adalah pembalas terbaik via zayncentral.tumblr.com

Aku setuju, memang sudah sepatutnya aku memaafkan kesalahanmu. Membalasmu sama sekali bukan urusanku, karena ada Tuhan yang sudah menyiapkan semua itu. Dia tak pernah tidur. Dia akan selalu melihat, mendengar, dan mengetahui apa yang terjadi pada hamba-Nya. Bahkan, Tuhan lebih tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya dibanding hamba-Nya itu sendiri.

Aku tak perlu pusing memikirkan kesalahanmu lagi. Yang harusnya aku lakukan yaitu berusaha menjalani hidup seperti sebelumnya dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi

 

Berbicara mengenai kesalahanmu, pastilah aku sulit melupakannya. Aku akan selalu mengingat setiap detail seperti apa perbuatanmu itu hingga menimbulkan sebuah goresan yang mendalam pada jiwaku. Begitu dalamnya hingga aku sempat berniat untuk membalasnya. Hanya saja saat ini aku tak mempersoalkannya karena aku lebih mementingkan kehidupan yang harus dijalani untuk meraih masa depan. Lagipula, aku percaya Tuhan mengetahui yang terbaik untukku dan memiliki balasan atas apa yang telah terjadi. Tuhan Maha Adil. Life goes on, right?

Diam-diam Orangtuamu Bisa Bangga Karena 11 Hal Ini. Bukan Cuma Soal Materi!

$
0
0

Meraih masa depan yang sudah diharapkan sejak lama memang bahagianya tak terkira. Dapat menyelesaikan pendidikan yang telah dilakoni selama kurang lebih 17 tahun.

Mendapatkan kesempatan untuk bekerja di perusahaan bonafit atau instansi pemerintahan. Memiliki keluarga yang semoga sejahtera dan bisa tetap bahagia. Ya, mungkin itu adalah sebagian harap dari banyak anak-anak muda. Tapi buatmu ini masih sekedar harap saja, karena saat ini kamu sedang berjuang untuk mencapai kesuksesan itu.

Terkadang ada pertanyaan yang muncul di otakmu: “Bagaimana cara membahagiakan orangtua? Saat ini kesuksesan masih belum bisa kuraih.”

Tenang, membahagiakan orangtua tidak melulu diukur dengan materi. Dengan melakukan serangkaian hal ini saja, kamu bisa kok membuat senyuman terlebar kembali merekah dari bibir mereka.

 

 

Pendidikanmu adalah tanggungjawab yang orangtua usahakan setengah mati. Nilai akademik yang memuaskan akan buat mereka suka hati.

Tawa orangtua adalah segalanya via yatmm.com

Mereka memperjuangkan hak anaknya untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik, dengan harapan memberi hasil untuk masa depanmu kelak. Mereka bekerja dari pagi hingga matahari kembali ke titik terndahnya. Mungkin, kamu dibuat bosan dengan ocehan yang mengingatkan supaya kamu rajin belajar, supaya kamu bisa mendapatkan nilai yang memuaskan.

Saat nilaimu memuaskan, hal itu pun sudah cukup membuat mereka merasakan kebahagiaan kecil yang telah dinanti. Karena usaha yang telah mereka korbankan selama ini tidaklah sia-sia. Saat kamu lulus dengan predikat cum laude, senyum yang mereka pamerkan berhari-hari itu sulit untuk pudar.

 

 

Belajar memasak nggak cuma memudahkan saat hidup mandiri. Sesekali memasak menu spesial kesukaan Ayah dan Ibu cukup buat mereka senang.

Makan semeja via thefreshexchangeblog.com

Memasak menjadi sebuah hal mendasar yang perlu dikuasai saat kamu memulai untuk hidup mandiri. Ternyata tidak, walau kamu masih tinggal seatap dengan orangtua, kamu perlu untuk memahami kemampuan meracik makanan ini. Tidak terbatas oleh perempuan atau laki-laki, siapapun. Dengan memasak, kamu bisa memberikan kejutan saat menyambil kedatangan mereka selepas bekerja yang melelahkan. Siapa yang tidak senang ketika menyantap makanan kesukaan yang dibuat sendiri oleh anak kesayangannya? Apakah kamu rela melewatkan momen menyenangkan ini begitu saja?

 

 

Tunjukkan kalau kamu mau berbagi meski dalam keterbatasan. Jadi kakak asuh, atau jadi donatur di kegiatan sosial

Berjiwa sosial via thefreshexchangeblog.com

Memang, hari-harimu masih belum disubukkan oleh pekerjaan. Untuk masalah materi pun, kamu masih bergantung pada orangtua. Keinginan untuk berbagi meski kamu masih belum sepenuhnya mampu menyokong kebutuhan keluarga, adalah hal yang baik. Yakinlah, semua orang pasti menginginkan anak yang peduli akan sekitarnya.

Mengetahui kamu memiliki jiwa sosial yang tinggi dan memiliki inisiatif untuk menjadi kakak asuh atau donatur di kegiatan sosial akan membuat orangtuamu bangga. Ya, mereka bangga padamu dan mengapresiasi usaha mereka yang telah berhasil memberi pemahaman yang baik tentang sesama.

 

 

Saat senggang, membersihkan sebagian ruangan di rumah dan halamannya bisa mengurangi beban orangtuamu

Bersih-bersih via blog.pof.com

Mumpung kamu masih bisa berkumpul dengan orangtuamu di rumah, kerahkan tenagamu untuk membersihkan beberapa ruangan. Terlihat biasa saja dan tak ada yang spesial, tapi akan jadi menyenangkan ketika salah satu beban orangtuamu untuk beberes rumah bisa terselesaikan. Paling tidak, memberikan mereka waktu untuk bernapas lega ketika pulang bekerja tanpa harus dibuat capek dengan membersihkan rumah adalah hal yang diharapkan oleh Ayah dan Ibumu.

 

 

Memberi pijatan di pundak mereka selepas bekerja bisa membuat lelah pergi begitu saja. Sentuhan hangat dari anak adalah penyemangat.

Sebaliknya via twitter.com

Mencari uang untuk memenuhi kebutuhan yang kian lama makin mahal memang bukan hal yang mudah. Waktu dan tenaga yang dipertaruhkan. Bekerja tanpa lelah walau mungkin sebenarnya hanya peluh yang terasa, ya itulah yang sudah berpuluh tahun dilakukan oleh orangtuamu.

Untuk tersenyum pun kadang sulit untuk mengembang. Untuk membuat senyum orangtuamu kembali, kamu bisa melakukannya dengan memberi pijatan di pundak mereka. Suntukan semangat yang disalurkan dari jemari tangan anaknyalah yang bisa membuat rasa lelah mereka hilang begitu saja. Apa kamu tidak ingin memberikan sedikit kebahagiaan pada mereka selepas bekerja?

 

 

Sudah berapa banyak waktu yang kamu lewatkan untuk sekedar duduk sambil mengobrol dengan orangtua? Berikan momen spesial ini untuk mereka

Seperti dulu via mumbabymagazine.com

Saat kamu masih kecil, orangtua harus bersabar untuk menunggumu lebih besar agar bisa diajak mengobrol. Saat kamu sudah cukup dewasa untuk menjadi partner berbicara, kamu disibukkan dengan segala kegiatan di luar rumah. Untuk sekadar mengobrol denganmu butuh waktu yang lama dan langka. Sebenarnya, ini salahs atu hal yang diinginkan orangtuamu. Tidak perlulah membahas tentang hal berat seperti politik dan filosofi.

“Kapan kita bisa piknik bareng seperti dulu?”

Membahas tentang hal-hal kecil seperti liburan pun sebenarnya sudah mengobati rasa rindu mengobrol denganmu. Menanyakan progres tentang masa depanmu adalah hal yang mereka nantikan. Masih ingin melewatkan hal ini?

 

 

Telpon atau chat mereka dengan random di tengah kegiatanmu. Ceritakan apa yang sedang kamu perjuangkan di hidupmu

Menanti telepon dari anakku via koin.com

“Ma, aku lagi ngelamunin Mama di angkot. Mama lagi ngapain?”
“Halo, mama udah makan belum? Masak apa hari ini?

Dibuat sibuk oleh ragam hal untuk meraih kesuksesan memang wajar. Segala hasil yang kamu inginkan memang perlu untuk diperjuangkan. Ketika kamu sedang berada di kota seberang merajut asa, bukan berarti intensitasmu menghubungi orangtua jadi berkurang. Telpon atau chat mereka meski sedang dibuat sibuk oleh pekerjaan. Tanyakan dan obrolkan apa saja. Ayah dan Ibumu pasti terkejut, tapi bisa menutup rasa rindu yang telah terakumulasi. Kamu pun bisa mendapat semangat lebih setelah mendengar suara dari mereka.

 

 

Ajak mereka datang ke tempat nongkrong favoritmu. Akhirnya, orangtuamu tahu di mana kamu menghabiskan banyak waktu di luar rumah selama ini.

Makan bareng via tweets.seraph.me

Sempatkanlah di sela-sela waktu senggangmu untuk sekadar menyantap makanan di luar rumah bersama orangtuamu. Ajak mereka untuk makan bersama di tempat favorit, yang sering kamu datangi saat bersama teman-temanmu. Tidak hanya senang bisa makan di luar bersama, paling tidak orangtuamu pun bisa merasakan kebahagiaan yang kamu rasakan saat makan di situ. Mereka pun kini tidak lagi khawatir tentang apa yang kamu santap saat tak ada di rumah. Mereka pun jadi tau sebuah fakta yang tak kamu ucapkan.

 

 

Ajak mereka ikut ketemu teman-temanmu. Tunjukkan kalau kamu punya kawan baik yang mendukungmu

The best! via weaponforsaturday.com

Mempunyai teman-teman baik yang sudah kamu anggap seperti saudara memang menyenangkan. Saling mendukung dan kadang menceritakan hal yang tak bisa kita sampaikan ke orangtua, ya pada siapa lagi cerita itu akan berlabuh. Sesekali, ajak orangtuamu bertemu dengan sahabatmu itu. Buat mereka lega karena kamu telah dikelilingi orang-orang yang baik yang senantiasa menajdi pendukung terbaikmu. Mereka pun akan merasa senang bisa dipertemukan dengan sosok yang sama berharganya bagimu.

 

 

Luangkan beberapa detik untuk memberi pelukan hangat pada mereka. Orangtua mungkin semakin lemah fisiknya, tapi pelukanmulah yang menguatkan.

Menguatkan via www.bupa.co.uk

The hardest part of growing up is realizing that your parents are growing old.

Ya, kadang tidak terbesit di pikiran bahwa orangtua semakin menua ketika kita sibuk untuk jadi dewasa. Fisik mereka sudah tak sekuat dulu. Perasaan mereka tak setahan banting seperti saat itu. Taukah kamu hal yang selalu bisa menguatkan mereka? Pelukanmu. Walau hanya beberapa detik saling mendekap dan memberi kehangatan, hal ini memberikan mereka kekuatan untuk selalu kuat menghadapi kerasnya realita. Kamulah dunianya, kamulah sumber semangat untuk mereka.

 

 

Membisikkan “terima kasih telah merawatku dengan sangat baik selama ini” sambil mengecup tangan dan pipi akan membuat perasaan mereka nyaman.

Sayangi orangtuamu via www.allinahealth.org

Hal yang paling membahagiakan adalah mendengarkan ungkapan rasa sayang dari yang terkasih. Anak adalah harta yang paling berharga dan dunia yang selalu mengitari hari-hari orangtua. Saat orangtua masih bisa menemanimu untuk menjalani hari, sempatkanlah untuk duduk bersimpun di depan mereka. Kecup tangan, pipi, dan kening mereka sembari membisikkan…

“Terima kasih atas segala perjuangan yang telah kalian lewati dengan sepenuh hati untuk merawat dan membesarkanku. Aku bersyukur dilahirkan di dunia ini menjadi anak Ayah dan Ibu.”

Kata-kata itu memang tidak membuatmu tiba-tiba menjadi orang terkaya di dunia. Membuat perasaan orangtuamu semakin nyaman dan bahagia adalah yang akan kamu dapat. Ungkapkan apa yang kamu rasa pada mereka.

 

 

Untuk saat ini, mungkin kesuksesan masih belum bisa kamu rengkuh. Membahagiakan dan membalas budi pada orangtua pun masih belum bisa kamu berikan secara maksimal. Melalui hal-hal kecil inilah, semoga orangtua kita masih bisa merasakan kebahagiaan. Paling tidak, kebahagiaan dari kejutan tak terduga dari anak kesayangannya. Sehat selalu ya, Ayah dan Ibu.

Wisuda Bukanlah Tujuan Utama. Setelahnya, Banyak Hal yang Harus Lebih Kamu Perjuangkan

$
0
0

Bagi mahasiswa, wisuda adalah momen spesial yang pasti bakal dikenang sepanjang masa. Wajar, karena proses menuju wisuda saja sudah susah. Mulai dari kamu harus bayar mahal untuk masuk kuliah, masa perkuliahan yang bikin kamu pusing gak karuan, hingga proses pengerjaan skripsi yang bisa bikin kamu lupa segalanya.

Setelah melalui beberapa proses tersebut, sudah pasti wisuda adalah pencapaian tinggi yang memebanggakan bagi mereka. Senang itu wajar-wajar aja. Namun, kamu gak boleh terlena dengan euforia wisuda. Masih banyak pencapaian tinggi yang bisa kamu raih di luar sana.

 

Wisuda memang akan menjadi momen yang paling membahagiakan setelah melewati bertahun-tahun di bangku kuliah. Di satu hari itu, kamu diberi waktu untuk merayakannya.

Wisudaaaa~ via www.todayifoundout.com

“Yeeee…. Akhirnya wisudaaa….”
“Selamaat, ya….”

Ucapan selamat yang datang dari orangtua, saudara hingga sahabat tercinta memang bikin kamu bahagia. Maklum lah, momen wisuda adalah momen yang sangat membanggakan. Tak hanya bagimu, tapi juga bagi orang-orang terdekatmu, terutama bagi orangtua yang sudah membesarkanmu hingga kamu bisa jadi sarjana. Atas dasar itu, kamu wajib untuk bersyukur dan berbahagia. Euforia wisuda itu wajar. Toh kamu barusan melalui momen bahagia.

Saat perayaan kelulusan selesai, berbagai pertanyaan akan menghantui. Hidupmu mau dibawa kemana setelah ini?

Habis ini mau ngapain, ya… via theodysseyonline.com

Ada saat di mana kamu sendirian dan diam sesaat setelah wisuda. Saat itu, kamu akan mulai kepikiran tentang pertanyaan berat dalam hidupmu.

“Setelah ini gue ngapain, ya?”

Pertanyaan sederhana tapi penuh makna. Dari sini, arah masa depanmu akan ditentukan. Entah kamu akan memilih untuk lanjut kuliah S2 atau langsung terjun ke dunia kerja, yang jelas, dari pertanyaan itu kamu bakal mengarahkan hidupmu ke arah yang ingin kamu tuju.

 

Masih banyak pencapaian yang harus kamu raih sebelum kamu merasa puas. Terus berjuang demi meraih masa depan adalah kuncinya.

Perjalananmu masih panjang via devensamson.tumblr.com

Ibarat bermain game, tahapan kuliah hingga wisuda adalah fase tutorial yang kamu jalani. Memang sih bagi sebagian orang, tutorial itu gak penting. Tapi tutorial bisa juga jadi sangat berguna untuk memudahkan langkahmu nantinya. Nah, momen wisuda adalah momen spesial yang kalau pada beberapa game, akan ada achievement tersendiri yang akan terbuka saat tutorial selesai kamu jalani.

Wajar kok kamu bangga, tapi untuk puas ya jangan dulu. Masih banyak hal lain yang harus kamu capai sebelum kamu merasa terpuaskan. Kamu masih harus memilih antara kuliah atau kerja. Kamu juga masih harus bersaing dengan banyak orang guna mendapat penghasilan demi keluarga. Kamu juga masih harus terus tumbuh dan bertambah tua dan membanggakan keluarga. Jalanmu masih panjang.

 

Meski gelar sudah di belakang nama, jangan pernah merasa jumawa. Di dunia nyata, gelar sarjana sudah bukan lagi segalanya.

hire me, please via www.aim.org

Perasaan bangga dan bahagia pasti akan muncul saat kamu sudah resmi jadi sarjana. Perjalanan 4 tahun terbayar lunas dengan adanya titel sarjana yang disematkan padamu. Meski demikian, kamu gak boleh merasa sombong. Kamu memang punya gelar sarjana, tapi belum tentu kamu bisa langsung mengarahkan hidupmu ke arah yang kamu suka. Di dunia nyata, gelar sarjana sudah bukan lagi segalanya. Selain punya gelar, kamu juga dituntut harus punya soft skill yang mumpuni dan kepribadian yang juga baik.

 

Pada akhirnya ada satu hal yang harus disadari. Moment wisuda tak seharusnya untuk hura-hura saja, tapi juga harus jadi ajang intropeksi diri.

makasih pak, bu… via anteaterblog.tumblr.com

“Iya juga ya. Sebenernya wisuda ini gue harus seneng atau takut sih?”

Bukan bermaksud untuk menakuti, tapi momen wisuda hanya akan bermakna bahagia kala kamu tidak berhenti belajar dan berusaha saat gelar sarjana sudah didapat. Senang saat wisuda itu perlu. Dengan begitu kamu turut menghargai jerih payahmu selama kuliah. Mulai dari saat ospek, begadang mengerjakan tugas hingga pahit-manis saat kamu skripsi.

Tapi sedih setelah wisuda juga perlu. Dengan begitu kamu bisa instrospeksi dan jadi takut untuk mengecewakan orangtua yang sudah bekerja membiayai kuliahmu. Agar pengorbanan tak sia-sia, setelah wisuda kamu tetap harus berusaha.

 

Jangan pernah melihat wisuda sebagai akhir dari segalanya. Wisuda hanyalah awalan dari dunia yang sebenarnya. Kamu masih harus menyesuaikan diri lagi jika ingin terus berkarya dan berprestasi. Tapi jangan takut, setidaknya dengan sudah wisuda, kamu punya modal untuk memasuki dunia nyata.

Kisah Menyentuh Mbah Jum. Pengumpul Sayuran Liar yang Beramal Setiap Hari

$
0
0

Hidup berkecukupan adalah yang diharapkan oleh sebagian besar orang. Tidak bisa dipungkiri, materi memang jadi hal yang penting untuk menjalani aktivitas di keseharian. Sibuk bekerja dan mengais rezeki sering membuat kita merasa cuma hal ini saja yang perlu diperjuangkan.

Jika kita perhatikan, masih banyak orang-orang yang tidak seberuntung kita. Mengais rejeki harus mereka lakukan mati-matian demi sesuap nasi. Di tengah keterbatasan itu, ternyata masih ada yang masih rela untuk berbagi.

Mbah Jum, seorang wanita paruh baya yang mencari sayuran liar di daerah Malang ini pelru kita jadikan panutan baik tentang makna berbagi.

 

 

Sementara kita menunggu sukses untuk berbagi dengan sesama, Mbah Jum malah berbagi di tengah keterbatasan

Arti berbagi via www.wowamazing.com

Saat memiliki rejeki lebih, menyisihkan sebagian untuk diberikan kepada yang membutuhkan adalah salah satu angan yang diinginkan oleh banyak orang. Ya, rejeki sudah bisa di tangan. Jika masih bisa belum ada di tangan, keinginan baik itu musti ditunda dulu. Tak sedikit pula, yang ingin mulai berbagi saat kesuksesan sudah ada di depan mata dan berhasil di dapatkan. Nyatanya, saat rejeki sudah direngkuh dan dibutakan oleh kebutuhan tersier duniawi, keinginan untuk berbagi itu bisa saja tetiba hilang. Niat untuk berbagi pun urung kamu jadikan nyata.

“Kebutuhan tiap hari makin mahal. Kalau kebutuhan sendiri aja belum bisa terpenuhi, ya mau gimana lagi.”

Tapi, hal itu tak berlaku bagi Mbah Jum, yang tidak pernah melewatkan satu hari pun untuk berbagi kebahagiaan dengan memasukkan seluruh hasil kerja kerasnya ke dalam kotak amal. Walaupun sudah lemah dan sedikit membungkuk, rasa syukurnya tetap mengalir, bahkan bersyukur dan merbagikannya pada orang lain.

 

 

Sekitar Pasar Pujon, Malang, jadi tempat Mbah Jum mencari sayuran liar untuk dijual

Tetap berbagi tanpa kenal lelah via www.facebook.com

Di sekitar pasar Pujon, kota Malang, adalah tempat dimana Mbah Jum berkeliling untuk mencabuti sayuran liar untuk dijual. Bukan sebuah hal yang mudah bagi wanita yang sudah cukup sepuh dan beruban ini untuk berjalan menyusuri pekarangan warga, mengumpulkannya satu persatu, lalu menjajakannya di pasar.

Sekilas pandang, dengan baju yang terlihat lusuh bercorak orange dan abu-abu ini, Mbah Jum mungkin terlihat seperti tak terawat. Mungkin memang tidak ada yang merawat. Hal ini tak membuatnya gentar untuk mendapatkan rejeki yang halal tanpa meminta-minta. Hati siapa yang tidak tergetar saat melihat pemandangan ini? Berjalan sendirian dengan memegang teguh prinsip yang mulia.

 

 

Mbah Jum tidak menghasilkan jutaan rupiah tiap bulannya. Tapi dibanding kita soal sedekah dia tak pernah lupa

Mungkin, dengan menjajakan sayuran liar yang dipetik dari pekarangan orang tidak akan memberikan uang yang cukup banyak. Tidak akan bisa menggantikan perjuangan yang membuahkan peluh dan rasa lelah bagi nenek yang sudah beruban ini. Memang, yang beliau dapat tiap harinya tak bisa mengalahkan penghasilan para karyawan yang bekerja di kantor kenamaan, atau pegawai pemerintah yang bisa duduk dengan nyamannya sambil bersantai.

Hal itu tak menghalangi niat baik Mbah Jum untuk bersedekah, seadanya tanpa mengeluh. Mbah Jum punya cara sendiri untuk berbagi kebahagiaan pada orang yang kurang beruntung darinya. Bayangkan saja, tak ingin menjadi seperti pengemis yang lebih suka menengadahkan tangan untuk menanti rasa simpati orang, dengan sisa kekuatan yang tak lagi banyak seperti saat muda ia berjuang sendirian. Alangkah mulianya beliau.

 

 

Kotak amal di pinggir di Pasar Pujon adalah tempat Mbah Jum berbagi. Hasil kerjanya yang belum seberapa selalu ia bagikan di sana. Tolong catat. SETIAP HARI

Couldn’t agree more via www.facebook.com

Kotak Amal yang ada di salah satu bagian Pasar Pujon adalah pemberhentian yang wajib baginya. Jangan terburu-buru berpikiran negatif. Tak banyak yang ingin dilakukan oleh Mbah Jum, dia hanya ingin mampir sejenak di kotak amal tersebut. Perlahan mengambil uang yang tersimpan di kantong plastik, dengan jarinya yang penuh keriput. Pelan-pelan ia memasukkan satu persatu uang logam dan kertas ke dalam lubang kotak amal tersebut.

Tak hanya sekali, Mbah Jum telah melakukan hal baik ini setiap hari. Ya, dengan sepenuh hati ia memasukkan setiap rupiah yang ia dapat ke dalam kotak. Mungkin, beliau memang sedang tidak bergelimang harta, pun sama-sama membutuhkan. Tapi ia tak ingin berhenti untuk berbagi walau hidup dalam keadaan yang serba kekurangan.

 

Terima kasih Mbah Jum sudah mengajarkan arti berbagi. Semoga Mbah Jum sehat selalu dan dikelilingi kebaikan tanpa henti

 

Bagaimana dengan dirimu? via twitter.com

Sudahkah kita menjadi orang yang bersedia berbagi kebahagiaan pada mereka yang membutuhkan? Atau pada mereka yang kurang beruntung? Dan apa yang bisa kamu lihat dari perilaku yang menghangatkan hati dari Mbah Jum ini?

 

 

Berbagi kebahagiaan tidak perlu menunggu saat kamu bergelimang harta. Setiap saat bisa kamu jadikan waktu yang tepat untuk berbagi. Tak peduli tua atau pun muda, semoga secuil kisah dari Mbah Jum yang telah dibagikan oleh Roni Arief Afandi ini bisa jadi inspirasi dan cerminan diri untuk menjadi lebih baik.

Sehat selalu ya, Mbah Jum. Kebaikan yang telah kamu tabung akan membawa kebahagian di dunia dan akhirat.

Mengkritik Dan Berkomentar Memang Hak Semua Orang, Tapi Pastikan Kamu Memakai Cara yang Benar dan Nggak Asal-asalan

$
0
0

“Mas, kamu kok gak becus gitu, sih!”
“Pakai otak makanya!”
“Ini orang kok gitu sih kerjanya?!”

Kamu pasti pernah menemui orang-orang yang hobinya memberi kritikan kepada hal-hal yang dikerjakan orang. Entah itu langsung melabeli dengan kalimat kasar, mencaci dengan sindiran, atau bahkan menghina secara terang-terangan. Mungkin maksudnya baik agar kamu sadar akan kesalahan yang kamu lakukan. Tapi bukannya malah sadar, kamu malah jadi makin kesal.

Nah, daripada kritikan yang dilemparkan malah bikin orang lain kesal dan balik membenci, yuk kita introspeksi lagi cara kita mengkritik dan berkomentar. Jangan-jangan selama ini memang sikap kita yang kelewatan…

 

Menggiring dia agar lebih mengerti apa yang akan kamu sampaikan lebih baik daripada langsung menyalahkan. Memulai dengan pertanyaan adalah cara sederhana yang bisa kamu lakukan.

Giring dengan pertanyaan dulu, ya via www.stocksy.com

“Ji, menurutmu kalau ada orang yang suka nyolot gitu enaknya diapain, ya?”
“Waaah… Digebukin aja tuh kalau ada orang yang kayak gitu!”

Nah, bisa dicoba deh itu, karena orang akan merasa tersinggung dan langsung naik pitam kalau kamu tiba-tiba ngajak ngobrol dan langsung ngasih kritik. Mending sebelumnya, kamu giring aja tuh teman yang mau kamu kritik. Salah satu caranya adalah lewat pertanyaan. Jadi kamu gak langsung ngritik apa yang jadi kekurangannya. Dengan begitu dia juga bisa introspeksi sendiri juga ‘kan?

 

Jangan sampai kamu mencampuradukan emosi dengan kritikan. Niatmu mengkritik ‘kan untuk menyadarkan orang, bukannya malah nantang perang.

Jangan pakai emosi, yes? via www.huffingtonpost.com

Ini yang kadang kita kelupaan. Mungkin saking emosinya gitu, ya. Jadi kalimat kritikan yang kamu maksudkan untuk membangun malah terdengar seperti ajakan berkelahi. Ujung-ujungnya dia jadi emosi dan gak mau kalah saat kamu beri kritikan. Nah, ini yang harus dihindari. ‘Kan niatmu ingin menyadarkan, bukan ingin mulai perang.

 

Nembak gebetan aja butuh timing yang pas, demikian pula saat akan mengkritik. Tunggulah waktu yang pas untuk mulai menyampaikan komentar dan kritikanmu.

Tunggu momen yang pas juga kalau mau ngritik via www.lds.org

Timing itu hal yang harus kamu perhatikan. Orang nembak aja butuh timing yang pas kok untuk diterima, pun demikian dengan memberi kritikan. Perhatikan suasana hati dan pikirannya, apakah saat itu dia lagi marah atau bahagia. Kalau pas marah mending gak usah ngritik dulu. Takutnya dia tambah emosi lagi sama kamu.

 

Selain waktu yang pas, tempat dan suasana yang tepat itu juga perlu. Sekali lagi, tujuanmu ingin menyadarkan, bukan untuk mempermalukan.

Tapi ya gak perlu stalking juga Hehe

“He Ji, harusnya kamu gak boleh kasar sama Ibumu, dong!”
*Padahal itu ditengah-tengah rapat organisasi

Siapa yang gak malu dan marah coba kalau dikritik saat posisi lagi ramai seperti itu. Meskipun niatmu baik dan omonganmu nadanya gak nyolot, tapi kalau situasinya seperti itu ya sama aja. Kalau mau ngritik orang, mending ditunggu saat keadaan gak ramai. Syukur-syukur kalau kamu bisa mendapat momen yang pas saat kalian hanya berdua. Jadi gak mempermalukan dia di depan orang banyak.

 

Mengutarakan pendapat sih sah-sah saja, tapi jangan menggunakan kalimat yang menyinggung perasaan. Apalagi kalau pakai awalan, “Tuh kan, dibilangin gak percaya sih!”

Ntar dianya malah ngerasa diceramahin via www.meltycampus.fr

“Tuh kan, dibilangin gak percaya, sih.”
“Makanya, nurut kalau dibilangin orang”

Sebenarnya kamu gak salah sih kalau ngritiknya seperti itu, dengan catatan dulu kamu memang sudah pernah menasehatinya terlebih dahulu tapi dia gak mau dengerin omonganmu. Tapi tetap saja, cara seperti itu ngeselin banget. Bukannya malah sadar, salah-salah dia malah makin kesal.

 

Ingat bahwa yang kamu kritik itu tindakannya, bukan orang yang melakukannya. Jadi, tak perlulah sampai kamu membenci orang lain.

Jangan benci orangnya dong

Boleh saja kamu mengkritik orang, tapi yang perlu diingat adalah jangan membenci orangnya. Yang kamu kritik kan tindakan yang dia lakukan dan itu wajar memang. Kalau kamu rasa tindakannya layak untuk kamu kritik ya kritik aja. Tapi ingat, yang kamu kritik adalah tindakan, bukan manusianya. Gak perlu lah kamu sampai membenci orangnya. Toh semua manusia pasti pernah punya salah.

 

Ada kalanya kita harus berkaca. Jangan sampai kamu malu sendiri karena kritikan yang kamu ucapkan ketika ternyata kamu pun masih melakukannya.

Berkaca itu perlu via www.thegoodvader.com

“Kamu gak seharusnya ngejek orang depan umum, Ji!”
“Nah ini lu juga ngejek Oji di depan umum, Pri! Gimana sih, lu!”
“Oh, iya ya….”

Kalau kata pribahasa sih, Mulutmu harimaumu. Jadi hati-hati ya sama kritikan yang kamu ucapkan ke temanmu. Jangan sampek kamu malu sendiri karena kritikan yang kamu ucapkan. Selain itu, sebaiknya kritik yang kita berikan juga kita jadikan bahan refleksi diri. Agar kita nantinya gak jadi orang ngeselin yang kita kritik saat ini.

 

Kritik akan ditanggapi dengan baik kalau dimulai dengan pujian dan diakhiri dengan solusi. Pokoknya biar kelihatan kalau kamu nggak asal bicara deh…

Selain beri saran, beri juga solusi via galleryhip.com

“Kalau cuman ngomong doang mah gampang! Semua orang juga bisa!”

Ini nih yang paling penting, setiap kritikan yang kamu tujukan untuk seseorang sifatnya harus membangun, bukan menghina. Mulailah dengan pujian atau pertanyaan yang menggiring agar dia tidak langsung emosi. Setelah kamu ucapkan kritikanmu, akhirilah dengan memberi solusi. Dengan begitu dia merasa kamu benar-benar berniat membantu dan gak cuma omong kosong yang terdengar seperti membully.

 

Cobalah sedikit cerdas ya untuk memberikan kritikan dan komentar kepada orang-orang yang ada disekitar. Berkomentar dan memberi kritikan itu sah-sah saja kok. Tapi tetap perhatikan kaidah agar kamu gak menyakiti dan malah bikin hubunganmu dan dia jadi terbawa emosi.

Pedih Adalah Proses Menuju Kesembuhan. Kamu yang Pernah Terluka Akan Banyak Belajar Tentang Kehidupan

$
0
0

Pandangan tiap orang dalam menjalani hari memang subjektif. Yang dirasa dan dijalani dalam keseharian pun tidaklah sama. Tak ada yang tahu, seberapa berat beban yang dipikul seseorang, atau seberapa bahagia rasa senang yang sedang dirasa. Membicarakan tentang kehidupan memang tidak ada habisnya. Suka cita yang dirasa membuatmu tetap semangat menjalani segala macam kegiatanmu.

Kamu pun makin cinta dan tak ingin hari ini segera berakhir. Ketika duka dan kesedihan sedang menggandrungimu, ketika beraktivitas pun kamu jadi ogah-ogahan dan malas-malasan. Ya, karena pikiranmu sedang dibuat pusing dan tak tahan ingin segera mengakhiri derita. Tapi, kamu yang sering mendapatkan masalah yang menyisakan luka, adalah yang banyak belajar tentang hidup. Karena tak selamanya realita kehidupan itu tak senyaman angan.

 

Anak kecil yang jatuh pun akan menangis. Merasakan perihnya kulit yang tergores aspal akan membuatnya lebih berhati-hati dalam melangkah.

Belajar berjalan via www.europapress.es

Tidak ada satu pun orang yang tidak merasakan luka, baik pada tubuh atau pun di dalam hati. Anak kecil yang sedang dalam proses belajar berjalan pun harus jatuh berulang kali sebelum akhirnya bisa benar-benar seimbang dan berjalan. Luka goresan di tangan dan kaki pun jadi pemandangan biasa.

Bahkan warna kulit keunguan pun jadi hal yang remeh. Ya, agar diri bisa berkembang, merasakan pengalaman baru itu penting. Tanpa jatuh bangun yang melelahkan, kamu tak akan bisa berjalan dan berlari sekencang sekarang. Goresan dan bekas luka dari aspal itu, adalah yang membuatmu semakin berhati-hati agar nantinya kamu tidak merasakan sakit macam ini lagi.

 

Musibah jatuh dari kendaraan memang menyimpan trauma tersendiri. Kamu pun belajar untuk lebih berhati-hati dan lebih peka terhadap segala yang terjadi.

Dengan makin banyaknya kendaraan pribadi yang memudahkan mobilisasi, tak disangkal, makin banyak pula kejadian kurang menyenangkan seperti kecelakaan. Ragam faktor bisa jadi alasannya, seperti kelelahan, kelalaian, dan faktor apes. Luka di sebagian badan, yang meninggalkan perih dan akan membekas adalah sebuah pelajaran yang tidak akan kamu lupakan.

Mungkin, akan menjadi trauma tersendiri. Tapi, dari luka itulah, kamu belajar dari hal kurang mengenakkan itu untuk lebih berhati-hati dan lebih peka terhadap keadaan. Agar tak terulang dan tidak menumpangtindih bekas luka yang telah ada. Kamu pun makin tau bahwa lalu lintas di jalan itu keras, butuh kehati-hatian ekstra agar tetap selamat sampai tujuanmu.

 

Ditinggalkan kekasih yang kamu sayangi pasti menorehkan rasa sakit luar biasa, tapi setelahnya kamu akan belajar untuk mencintai dengan sewajarnya.

Sekadarnya via www.theloveblender.com

Mencintai dan dicintai memang menyenangkan. Menjalin hubungan spesial dengan dia yang memang kamu sayang, saling mengingatkan, dan saling bergantung untuk kebaikan. Ketika rasa sayangmu melebihi kadar sewajarnya, dan dia tiba-tiba pergi meninggalkanmu tanpa alasan yang jelas, sakit yang terasa. Hatimu terluka, merasa menjadi orang yang paling disakiti di seluruh dunia. Apakah kamu juga merasa pedih? Tenang, hal ini menandakan bahwa hatimu sudah menuju kesembuhan. Kamu pun mendapat sebuah pelajaran berharga bahwa…

“Cinta dalam realita itu berbeda dengan dongeng yang berakhir dengan happily ever after. Cintailah dia sewajarnya.”

Ya, itulah yang kamu dapatkan. Kamu pun diam-diam berdoa agar tak lagi merasakan sakit yang meninggalkan luka dalam hal cinta.

 

Saat dibuat kecewa oleh orang yang dipercaya, kamu butuh waktu untuk ikhlas memaafkan. Di titik itu, mengandalkan diri sendiri jadi satu-satunya yang bisa dilakukan.

Kadang… via www.tumblr.com

Figur dari orangtua adalah yang siap melindungi, menafkahi, bahkan menjadi yang bisa kamu andalkan. Di suatu saat, kamu akan dibuat kecewa oleh hal yang dilakukan oleh mereka, yang membuatmu sakit hati. Ingatlah, kamu hanya beberapa kali dibuat kecewa oleh orangtua yang berusaha sekuat tenaga untuk membahagiakanmu.

Sudah berapa banyak kelakuan yang kamu perbuat yang telah menyakiti hati mereka? Untuk menyembuhkan luka itu, kamu pun berusaha untuk mengandalkan diri sendiri dan sebisa mungkin tidak merepotkan orang lain. Menyembuhkan luka dan pedih adalah dengan berjuang untuk sembuh.

 

Berapa kali kamu harus jatuh bangun demi mewujudkan harapan, sedangkan yang terjadi justru seringkali jauh dari keinginan.

Luka sakit via www.flickr.com

Dunia ini keras, bung. Bahkan, di tiap bagian dan sisi kehidupan menyimpan kekerasan tersendiri. Mengkhayal tentang pekerjaan impian memang menyenangkan. Kamu dibuat senyum-senyum dengan iming-iming masa depan membahagiakan. Saat kamu memulai berjuang di dunia kerja, ternyata tidak seperti bayanganmu. Keras!

Kamu harus berjuang supaya bisa menyingkirkan jobseekers lainnya. Jatuh bangun, kerja keras tanpa henti, sakit hati lamaran ditolak oleh perusahaan impian pun membayangi. Kamu tidak boleh menyerah, karena kamu harus selalu ingat. Realita tak akan sejalan dengan harapan. Tanggungkan dirimu, agar tahan banting dan tak pernah putus asa.

 

Luka akan meninggalkan bekas yang kentara. Kamu harus berdamai dengan rasa sakitmu sendiri demi jadi pribadi yang lebih dewasa.

Lebih banyak pelajaran via www.videoclip.bg

Di balik rasa kecewa, sedih, terluka yang akan membekas dan diingat, ada sebuah pelajaran yang akan kamu dapat. Dalam mengambil keputusan yang menyangkut tentang diri, kamu akan lebih berhati-hati dan mempertimbangkan segala langkah secara matang. Kedewasaan inilah yang kamu dapat dari hal-hal tidak menyedihkan itu. Mengobati perih yang tersisa bukan hal yang sia-sia, percayalah.

Baik sakit di sekujur tubuh atau di dalam hati, kamu pun belajar banyak dalam memaknai hidup. Tanpa dibuat sakit, kamu tak akan belajar apa-apa tentang kerasnya kehidupan. Sejak kamu baru lahir, kamu sudah mencicipi kerasnya dunia. Menjelang dewasa, perasaan dan mentalmu pun makin terlatih. Hal yang membuatmu sakit hati memang menyakitkan, tapi hal itulah yang akan jadi motivasimu agar tidak terulang lagi dan menjadi yang leibh baik.

 

Kamu sudah banyak mencicipi masalah di kehidupan yang keras ini. Perih yang diukir dengan alami oleh pengalaman tak mengenakkan itulah yang menguatkanmu dalam menjalani hidup. Jangan pernah menyerah ya, guys. Segala kebaikan tidak akan pernah pergi darimu.

Bukan Skripsi Lancar yang Menentukan Kesuksesan. Ini 5 Alasan Kenapa Skripsi Cuma Harus Kamu Kerjakan

$
0
0

“Duh! Judul ditolak lagi nih sama pak Su!”

“Sama, nih. Kemarin judul gue juga ditolak dosbing!”

Sebagai mahasiswa semester tua, kamu tentu sudah akrab dengan monster yang satu ini. Yah, sebagai salah satu syarat kelulusan yang diterapkan di Indonesia, skripsi pasti sudah jadi momok yang mengerikan yang mau gak mau harus kamu hadapi. Udah ngajuin judulnya gak selalu diterima, pengerjaannya susah, cari datanya lama, pas sidang dimarahin pula. Siapa sih yang suka dengan makhluk yang satu ini?

Nah, apa ada nih diantara kalian yang lagi nyekripsi? Gimana perjuangannya? Lancar? Atau sedang terhambat? Kalau emang skripsimu lagi seret, jangan menyerah. Kamu pasti bisa kok melaluinya.

 

 

Jadikan judul ditolak sebagai motivasi diri. Kalau memang ingin sukses, ditolak sekali gak bakal membuatmu mengecilkan nyali. Jangan menyerah!

Judulnya ditolaaak T.T via likes.com

Yah, pengajuan judul skripsi memang gak selamanya lancar. Kamu harus siap kala judul skripsi yang kamu inginkan ternyata ditolak oleh dosen pembimbing. Ibaratnya sama seperti kamu nembak orang yang kamu suka. Pas ditolak sih sakit. Tapi itu gak akan menghentikanmu kalau kamu beneran suka dan punya niat tulus. Kamu harus nyari cara lain agar diterima.

Skripsi pun demikian. Kalau judul ditolak, kamu harus segera nyari judul selanjutnya. Itulah sebabnya kamu harus punya beberapa stok judul agar tetap tenang saat dosen gak setuju dengan judul yang kamu suka.

 

 

Ibaratkan bimbingan skripsi seperti ketemu calon mertua. Meski bikin nervous, tapi kamu harus tetap menjalaninya

Ibaratnya ketemu calon mertua~ via youtube.com

Kala kamu ingin hubunganmu dan dia lanjut sampai akhir hayat, kamu tentu harus mau untuk menemui orangtuanya juga dong. Gak mungkin kan kamu lamaran kalau gak minta izin sama orangtua sang gadis pujaan. Skripsi juga begitu. Kalau kamu ingin lulus, tentu kamu harus mau meluangkan waktu untuk bimbingan skripsi.

Mau gak mau kan kamu harus ketemu dosbingmu. Mulai dari ngajuin judul hingga merayu agar topik yang kamu inginkan di-acc oleh beliau. Restu dosbing skripsi itu krusial untuk menentukan kelancaran langkah pengerjaan skripsimu!

 

 

Pengambilan data itu terkadang bikin kamu stres. Tapi kalau kamu sukses melaluinya, kamu pasti juga bisa kok menyesuaikan diri saat nanti kerja

Datanya mau diapain ini…. T.T via www.reelnreel.com

Bagi sebagian mahasiswa, fase pengambilan data merupakan fase yang bikin stres. Kamu harus aktif jalan kesana kemari demi mengejar data sampel skripsimu. Capek? Pasti. Panas? Ya mau gak mau harus kamu jalani. Belum lagi kala data skripsi yang kamu ambil belum lengkap dan kalau mau ngelengkapi harus ngurus surat izin lagi. Stres berat pasti.

Tapi kamu sadar bahwa itu harus kamu selesaikan. Saat kamu sudah bisa niat dan fokus kamu pasti bisa kok menyelesaikannya. Kalau kamu bisa menyelesaikan proses ini, kamu nanti bisa dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja. Kan kamu sudah punya niat, fokus dan kesungguhan demi menyongsong masa depan.

 

 

Saat analisis data, kamu harus teliti menelaah segala sesuatunya. Dari situ kamu belajar untuk jadi lebih sabar saat menghadapi masalah

Nah loh. Buku teorinya aja segitu banyak via papasemar.com

Menganalisis data bukanlah hal yang mudah. Kamu harus teliti membaca data sedikit demi sedikit hingga tak ada lagi celah yang bisa digunakan untuk mematahkan skripsimu. Kamu pun harus teliti memilih teori yang ingin kamu gunakan agar tak disalahkan oleh dosen pembimbingmu. Butuh kesabaran ekstra untuk bisa melewatinya. Maklum lah. Analisis skripsi butuh waktu yang lama.

Dari situ kamu bisa melatih kesabaran dan ketelitianmu. Hasilnya, kamu bisa lebih sabar saat dihadapkan dengan masalah.

 

 

Bikin orangtua bangga sebenarnya gak susah-susah amat. Kamu sidang skripsi dan jadi sarjana aja mereka sudah bahagia. Masa sih gak mau bikin mereka senang?

Kalau pas wisuda kan gak cuma kamu sendiri yang bangga

Saat skripsimu sudah di-acc oleh dosen, aura kelegaan akan terpancar jelas di wajahmu. Segala perjuangan dalam proses pengerjaan skripsi yang kamu sudah kamu lakukan akhir terbayar lunas oleh tanda tangan dari dosen pembimbingmu.

“Yes! Akhirnya sidang. Akhirnya lulus!”

Rasa bahagia dan rasa bangga akan kamu rasakan. Setelah semua perjuangan pengerjaan skripsi yang kamu lakukan, akhirnya kamu lulus. Dan jangan kira yang bangga dan bahagia cuma kamu saja. Orangtuamu juga bangga, loh. Tentunya kamu pingin dong bikin mereka bangga.
Kamu kan merasakan bahagia yang teramat sangat saat skripsimu sudah selesai disidangkan. Bangga dan bahagia jelas bakal kamu rasakan nanti saat wisuda. Ayok jangan menyerah. Skripsimu bakal jadi batu loncatan untuk kesuksesan. Semangat, ya!


25 Quotes Soal Betapa Spesialnya Terlahir Jadi Perempuan. Selamat Hari Perempuan!

$
0
0

Kamu harus bersyukur karena dilahirkan sebagai seorang perempuan. Karena menjadi perempuan tidak menghalangimu untuk terus berkarya. Jika dulu kebebasan kita untuk bersuara dan mengusahakan impian sungguh terbatas, kini segala peluang untuk kita berkarya justru terbuka lebar. Sudah banyak pula perempuan yang menjadi kepala negara dan aktif menyuarakan perubahan. Oleh karena hari ini adalah hari Perempuan Sedunia, Hipwee akan memberimu hadiah sederhana. Berupa rangkuman quotes tentang perempuan yang semoga bisa jadi inspirasi buatmu :).

1. Oprah Winfrey mengajarkan kita untuk berpikir layaknya Ratu, yang tak pernah takut untuk gagal.

Berpikirlah layaknya kamu seorang Ratu. via www.picturequotes.com

2. Quotes yang satu ini tentang bagaimana dunia seharusnya fokus memberdayakan wanita. Karena itu akan berdampak pada kehidupan yang lebih baik.

Sudah seharusnya dunia mengutamakan pendidikan dan pemberdayaan wanita. via quotes.lifehack.org

3. Penulis Puisi – Maya Angelou juga mengungkapkan pandangannya tentang perempuan.

Quotes dari Maya Angelou. via quotesgram.com

4. Pemberdayaan perempuan semata untuk menjadikan mereka lebih kuat.

Pentingnya pemberdayaan perempuan. via www.goodreads.com

5. Kamu generasi muda, jadilah perempuan muda yang kuat.

Strong woman. via www.pinterest.com

6. Malala Yousafzai menyuarakan pendapatnya bahwa semua wanita memiliki hak yang sama. Termasuk tentang pakaian apa yang ingin dipakainya.

Malala mengungkapkan pendapatnya bahwa semua wanita memiliki hak yang sama. via www.sheknows.com2000

7. Untukmu perempuan yang hatinya sedang rapuh, kamu harus yakin bahwa kamu adalah pribadi yang itu kuat.

women are strong. via quotesgram.com

8. Berbuat baiklah sebanyak-banyaknya tanpa perlu berpikir tentang pamrih. Seperti yang dikatakan mendiang Lady Diana.

Berbuat baiklah pada sesama. via blog.panache-lingerie.com

9. Kodrat perempuan adalah untuk mencintai dan dicintai. Dan cinta itu membawa kedamaian di dunia.

Wanita sudah selayaknya dicintai dan mencintai. via www.azquotes.com

10. Kamu sebagai perempuan memang layak untuk mengembangkan diri. Tapi harus sesuai dengan kapasitas dan kepribadianmu.

 

Perempuan memang harus mengembangkan diri, tapi harus sesuai kapasitas dan kepribadiannya. via quotesgram.com

11. Audrey Hepburn memiliki pandangannya sendiri tentang kecantikan perempuan. Tentang kecantikan yang terpancar dari dalam jiwa.

Kecantikan terpancar dari dalam jiwa. via www.pinterest.com

12. Ketika terluka, jadilah kamu perempuan yang kuat. Yang dapat bangkit dari kesedihan.

Ketika bersedih, kamu harus bisa bangkit. via www.pinterest

13. Quote dari Oki Setiana Dewi untuk menjadi perempuan yang baik ini, sungguh meneduhkan hati.

Jadilah perempuan yang baik. via idquote.info

14. Sekeras kepala apa pun seorang perempuan, jauh di dasar hatinya, ia ingin dicinta.

 

Perempuan tetap ingin dicinta. via www.9lucu.com

15. Kamu harus setuju dengan pendapat Dian Sastro. Bahwa attitude yang baik membuat perempuan menjadi lebih cantik.

Attitude yang baik akan memancarkan kecantikan. via weheartit.com

16. Siapa yang dapat menolong dirinya sendiri, akan mampu menolong orang lain dengan sempurna.

Jika kamu bisa menolong diri sendiri, maka kamu bisa menolong orang lain dengan sempurna. via gcaturwulandari.tumblr.com

17. Tentang bagaiaman cara perempuan mencintai, Mario Teguh memiliki pendapatnya sendiri. Bahwa perempuan bisa menutupi perasaan cintanya.

Perempuan bisa menutupi perasaannya. via www.9lucu.com

18. Perempuan harus bisa membagi perannya dalam keluarga, masyarakat, dan dirinya sendiri.

Perempuan harus mampu membagi perannya di keluarga, masyarakat, dan dirinya sendiri. via womenquotestumblrphotos.blogspot.com

19. Cintailah perempuan dengan sepenuh hatimu. Karena ketika seorang perempuan mencintaimu, dia akan memberikan segalanya untukmu.

Karena seorang perempuan akan memberikan segalanya ketika dia mencintaimu. via quotesgram.com

20. Perempuan yang menggunakan stiletto memang terlihat cantik. Tapi kamu mungkin tidak tahu seberapa kuat dia menahan sakit.

Ada kesakitan di balik cantiknya stiletto. via www.pinterest.com

21. Being powerful is like being a lady…

Being powerful is like being a lady. via quotesgram.com

22. Kamu tidak akan bisa menerka dalamnya hati perempuan…

Cobalah menebak dalamnya hati perempuan. Karena kamu tak akan pernah bisa. via inspirably.com

23. Berilah seorang perempuan muda sepatu yang tepat, maka ia akan menaklukan dunia.

Berilah seorang perempuan muda sepatu yang tepat, maka ia mampu menaklukan dunia. via www.pupututami.com

Semoga quotes tentang perempuan di atas bisa menginspirasimu ya. Selamat Hari Perempuan Sedunia. Teruslah berkarya dan mengembangkan diri!

5 Ketakutan VS Realita Selama Mahasiswa Sampai Jadi Pekerja Muda. Mana yang Kamu Rasa?

$
0
0

Dulu, pas kamu dulu masih SMA, rasanya enak kalau membayangkan jadi mahasiswa. Kamu bisa bebas tanpa terikat orangtua, punya kesempatan ketemu banyak orang hingga bisa jalan-jalan kemana aja yang kamu suka.

Tapi ketika tiba saat kamu menjalani status sebagai mahasiswa, kesenangan yang dulu kamu bayangkan gak semua bisa jadi kenyataan. Saat kamu jadi mahasiswa, lebih banyak rasa takut yang kamu rasa.

 

Nah di sini Hipwee akan membahas ketakutan-ketakutan yang sering kita alami selama mahasiswa. Plus bagaimana realitanya. Apakah kamu merasakannya juga?

 

Masuk ke kampus baru membuatmu takut harus bergaul sama teman-teman baru. Takut nggak punya teman. Eh ternyata mereka seru buat diajak gila-gilaan!

Kamu bisa kok beradaptasi via makingcaringcommon.tumblr.com

“Buuuk… Kangen… Nisa pingin pulaang… :'( “

Bagi kamu yang emang belum pernah jauh dari orangtua, mungkin hal ini yang kamu rasakan. Rasanya sepi, gak enak dan pasti kamu juga merasa kurang nyaman sama lingkungan barumu. Kamu bahkan juga ragu apakah kamu akan bisa cepat beradaptasi atau tidak di tempat barumu. Yah, namanya juga baru pindah dari lingkungan lama ke lingkungan baru.

Tapi toh nyatanya setelah kamu mulai menjalani kehidupan di lingkungan baru, kamu juga lama-lama enjoy juga kan. Meski memang butuh waktu, tapi yakin deh kehidupan di lingkungan baru bakal jadi indah seiring berjalannya waktu.

 

 

IP semester pertama sering dijadikan patokan gimana kuliahmu nantinya. Tapi ternyata dapat IP bagus nggak sesulit kelihatannya

IP 3,5 lumayan lah ya…

“Dit, IPku jelek, nih.”
“Laah… Padahal nyari IP bagus di semester awal itu masih gampang, loh”

Yang namanya mahasiswa tentu gak mungkin jauh-jauh dari yang namanya IP. Makhluk bernama IP ini yang menentukan bagaimana indeks kesuksesan studimu menurut kampus. Jadi gak heran juga kalau saat kamu awal kuliah, kamu sangat menginginkan punya IP tinggi. Dan saat IPmu gak sesuai dengan target, kamu jadi mulai takut akan masa depan perkuliahanmu.

Untungnya, kamu bukan tipe orang yang mudah menyerah. Meski emang IP semester awal kurang memuaskan, tapi kamu tetap berusaha untuk bangkit. Kamu bahkan juga mulai ngambil kembali mata kuliah yang nilainya jelek demi memperbaiki IPmu. Ujung-ujungnya, selama kamu masih mau usaha untuk memperbaiki, IP awal yang jelek bukan bukan akhir dari kuliahmu kok.

 

 

Dosennya killer tuh. Nilainya susah! Ah. Dosen juga manusia. Tetap ada cara mengakalinya

Dosennya nyeremin via www.bacatulisan.com

“Ji, Statistik kita cuman tinggal kelasnya bu Ina doang, nih!”
“Hah? Bu Ina yang killer itu???”
“Iyaa….”

Sebagai mahasiswa, kamu pasti juga memperhitungkan siapa dosen yang akan kamu pilih nantinya. Karena jika kamu dapet dosen killer, beliau akan membuatmu kesusahan untuk dapetin nilai bagus. Tapi kalau kamu pas dapet dosen killer? Kamu bakal merasa takut akan kelulusan mata kuliahmu nanti. Apalagi kalau itu mata kuliah yang kamu gak bisa, tamat sudah riwayatmu.

Well, emang sah-sah saja sih kalau kamu ingin dapet dosen yang baik. Tapi kalau nyatanya kamu dapet dosen killer ya apa mau dikata. Dapat dosen killer bukan berarti kamu pasti akan gagal loh ya. Kamu hanya perlu bertingkah lebih baik di kelas dan belajar lebih giat. Toh, meski dosenmu killer, tapi tetep banyak yang lulus kan? Kalau mereka bisa, kenapa kamu nggak?

 

 

Kata orang skripsi itu susah. Setelah dijalani sampai sidang — ternyata skripsi itu kayak bercanda! Nggak usah sempurna. Asal kelar aja

Pusiiing liat bukunyaa via alanulun.tumblr.com

“Bro, gimana skripsi lu? Udah nyampek bab berapa?”
“Gue? Masih nyandet di bab 1 nih”

Banyak yang bilang bahwa skripsi itu nyeremin. Banyak kan contoh kakak tingkatmu yang ternyata sampai sekarang masih juga belum lulus karena terkendala skripsi. Mulai dari nyetorin judul skripsi, penelitian, bimbingan, hingga proses penulisan, skripsi itu memang susah!

Tapi toh itu bukan berarti kamu juga bakal gagal kan. Memang sih kamu harus rela jatuh bangung mulai dari pengajuan judul sampai sidang skripsi, tapi kalau kamu memang niat, kamu pasti bisa kok. Lagian juga kamu harus lihat, faktanya banyak kok teman-temanmu yang juga lulus. Kamu harusnya gak perlu takut lagi sama skripsi.

 

Kerja dimana? Gaji seberapa? Bisa membahagiakan orangtua apa nggak? Ternyata semua harus dijalani saja. Nggak perlu bikin kita sampai pusing kepala

Stormtrooper wisuda via devensamson.tumblr.com

Masamu menjadi mahasiswa akan selesai ketika kamu sudah ngambil ijazah dan KTMmu tak lagi berlaku. Segala perjuanganmu selama masih jadi mahasiswa akhirnya sampai pada puncaknya kala kamu sudah diwisuda. Seneng sih, tapi tetep aja kamu jadi mikir keras.

“Wisuda sih udah. Tapi tetep aja galau mikirin habis ini gimana”

Wisuda emang sudah, tapi kamu tetap bakal takut akan masa depan. Setelah ini mau kerja dimana, dengan gaji berapa hingga bisa nggak ya kamu bahagia nantinya setelah melepas status sebagai mahasiswa. Wajar kok kalau kamu bingung sama masa depan. Tapi kamu gak perlu segitu takutnya. Sudah ada yang mengaturmu kok kalau urusan masa depan. Yang jelas, selama kamu tidak menyerah dan tetap berusaha, masa depan pasti cerah.

 

Namanya juga mahasiswa, wajar memang kalau kamu memiliki kekhawatiran tersebut. Namun selama kamu tidak hanya diam, bekerja keras dan rajin berdoa kepada Tuhan, kamu gak perlu khawatir yang berlebihan. Daripada kamu tenggelam dalam ketakutan dan kekhawatiran, bukankah kamu fokus bekerja menyongsong masa depan.

Senang dan Haru Jadi Satu: Ini 13 Momen yang Kamu Rasa Saat Pulang ke Kampung Halamanmu!

$
0
0

Setiap cita-cita memang perlu diperjuangkan. Meski itu berarti kamu harus pergi dari kampung halaman dan menjalani hidup di kota lain. Bertemu keluarga pun hanya melalui pesan singkat dan video call saja. Untuk tempat tinggal, kamu pun harus menyewa kamar mungil berukuran sekitar 4 x 3.

Meninggalkan kampung halaman punya risikonya sendiri. Ada banyak yang sudah berubah dan berganti saat kamu pergi, dan kamu baru menyadarinya ketika kamu kembali.

Pulang kampung bagimu selalu membawa kesan tersendiri. Bukan mustahil, kamu merasakan hal-hal ini…

 

1. Kamu selalu punya hasrat ingin kembali pulang. Tapi entah itu waktu atau uang, selalu saja ada halangan

Sebenarnya, kamu rindu pulang juga via ozid_art)

Kamu jarang pulang bukan karena nggak mau. Bukan karena nggak kangen dengan keluarga, atau karena terlalu nyaman dengan kota besar sampai enggan kembali ke kampung halaman.

Kalau menuruti kemauan, rasanya kamu mau juga pulang seminggu sekali, atau minimal sebulan sekali, seperti teman-temanmu yang lain. Tapi apa daya. Kotamu begitu jauh dan biaya yang dihabiskan juga nggak kalah banyaknya.

Kamu pun menggigit jari, lalu menabahkan diri. Duh, aku mau pulang, Gusti…

 

2. Saat akhirnya bisa beli tiket pulang, rasanya “penuh” dan senang. Sepanjang perjalanan kamu sibuk membayangkan rumahmu di tujuan

Ajukan pertanyaan tajam ke diri sendiri via www.huffingtonpost.com

“Tuhan Maha Baik, dapet tiket juga gue akhirnya!”

Saat akhirnya bisa pulang dan mengamankan tiket perjalanan, rasanya bahagia. Bahkan mungkin kamu deg-degan saking excited-nya. Dan sepanjang perjalanan pulang, kamu sibuk membayangkan bagaimana rumahmu saat ini dan bagaimana pertemuanmu dengan keluarga nanti. Duh. Rasanya sudah seperti ditunggu kekasih di kampung halaman. Nggak sabar pengin segera melihat bagian dunia yang jadi tempatmu tumbuh besar.

 

3. Kamu baru sadar sudah sekian lama meninggalkan kampung halaman, saat menyaksikan kondisi kota yang tak lagi sama

Dulu tahunya ini aja… Sekarang ada mall baru ya? via dr214ac.blogspot.com

Eh, kok sekarang udah ada mall baru? Banyak, lagi.

Wow sekarang udah jadi perumahan elit. Dulu masih sawah kayaknya.

Kamu tentu nggak naif. Nggak mungkin dong kota yang kamu tinggalkan masih sama persis dengan setahun atau setengah tahun yang lalu. Tapi tetap saja perkembangannya bikin kamu tercengang. Bangunan-bangunan baru yang megah menggantikan sawah yang dulu mendominasi atau tanah kosong selama ini.

Senang sih, karena kampung halamanmu berkembang. Tapi ada rasa khawatir juga nanti kampungmu yang damai dan subur perlahan-lahan mulai mirip-mirip kota besar.

 

4. Di sisi lain, masih banyak juga yang belum berubah dari kampungmu itu. Ini nih yang bikin terharu…

Masih ada nasi cumi pasar atom yang sama~ via www.inijie.com

Di antara gedung-gedung baru yang membuatmu tercengang, ternyata hal-hal lama yang masih ada juga bisa membuatmu sedikit tercengang dan terharu. Sudut-sudut kota yang masih kamu kenali itu akan berubah menjadi roll film yang akan memutar episode-episode kehidupan lamamu. Misalnya saat kamu melihat penjual serabi di sudut kota yang dulu sering kamu beli untuk sarapan sebelum sekolah. Kenanganmu langsung kembali ke masa-masa sekolah: saat penjual serabi itu masih muda, kamu masih remaja, dan permasalahan hidupmu hanya soal PR Matematika…

 

5. Kalau kamu jarang video call atau hobi kirim foto, kamu akan terheran-heran dengan adik dan ponakanmu yang tampak berbeda

Ponakan kok udah gede… via Dok.%20pribadi

Setelah menempuh perjalanan yang penuh kenangan, tibalah kamu di rumahmu tercinta. Di sana, keluargamu sudah menyambit di depan pintu dengan senyum bahagia. Kalau selama ini kamu nggak pernah video call atau kirim-kiriman foto dengan kakak atau adikmu, jangan kaget kalau mereka berubah dari yang kamu ingat. Adikmu tambah tinggi dan dewasa, sementara orang tuamu juga akan terlihat semakin menua. Ya iyalah. Kamu kan sudah lama nggak pulang-pulang.

 

6. Jangan sakit hati kalau kamarmu sudah dialihfungsikan, dan barang-barang lamamu sudah… “Ma, kaos itemku di manaa?”

Kok kamarmu jadi kosan?!?!? via inspiratips.blogspot.co.id

Karena kamu jarang pulang, jangan kaget kalau kamarmu berubah jadi gudang. Atau kadang tiba-tiba adikmu memproklamasikan dirinya sendiri sebagai pemilik kamar. Belum lagi baju-bajumu tiba-tiba menyusut hilang entah ke mana.

Kamu : Bu, baju-baju aku ke mana sih? Masa kaos aja aku nggak punya?

Ibu : Lho, kirain kamu udah nggak mau pakai. Sebagian ibu kasih sepupumu, sebagian ibu loakin, sebagian itu di dapur.

Kamu : Kok di dapur?

Ibu : Iya, ibu jadiin serbet meja.

Kamu : T_T

 

7. Kamu pun punya ‘jadwal’ super padat. Mulai dari berkunjung ke tempat Pakde dan Bude, juga jadwal nongkrong dengan teman2 masa kecilmu. Maklum, kamu nggak tahu kapan bisa pulang lagi

Bahagianya!

Kamu yang biasanya nganggur di kosan selama liburan, mendadak jadwalmu jadi sepadat jadwal Gubernur. Hari ini ke tempat Nenek. Besok ke tempat Budhe A, Budhe B, dan Budhe C. Lusa saatnya nongkrong dengan teman SMA. Nongkrong dengan teman SMP bisa nyusul sorenya. Oh ya, jangan lupa adikmu juga ngajak jalan-jalan ke luar kota. Kalau nggak sekarang, bisa-bisa baru ketemu tahun depan.

 

8. Tetangga-tetangga juga banyak yang kepo. Kalau nggak sengaja ketemu di jalan, kamu pasti disuruh cerita kehidupanmu di sana

silaturahmi sama tetangga via mbahjiwo.com

Kalau ketemu tetangga, kemungkinannya ada dua. Pertama, mungkin tetanggamu lupa kamu siapa. Jadi kamu harus memperkenalkan dirimu dari awal, lengkap dengan nama kedua orang tuamu. Kedua, meski nggak kelihatan selama setahun, kamu masih cukup terkenal. Saat kamu pulang dan nggak sengaja ketemu tetangga di jalan, mereka akan menodongmu bercerita tentang kehidupan di kota.

 

9. Kadang kamu lupa bahwa kamu udah di rumah. Kebiasaanmu di rantau kamu bawa sampai sini, hihihi

Lho kok bawa temen cowok. HEHE gak gitu juga ding via books-cupcakes.tumblr.com

Setiap kota pasti punya kebiasaan berbeda. Kadang hal-hal yang lazim kamu lakukan di kota rantau ternayata nggak biasa dilakukan di kampung halamanmu. Bahkan aneh. Dan sebaliknya. Tapi karena kamu terbiasa melakukan hal itu di kota rantau, kebiasaan itu terbawa sampai saat kamu pulang kampung.

Jika di Jakarta, kamu cukup melambaikan tangan dan menunggu kendaraan memelankan kecepatan kalau mau menyebrang. Coba lakukan itu di kampung halamanmu. Yang ada kamu akan dimaki-maki dan dianggap nggak punya mata. Hehe.

 

10. Ketemu teman kadang kamu pangling, karena mereka semua sudah jauh lebih dewasa

Sudah jauh berbeda dan dewasa via bisniskuasik.net

Sesuai salah satu agenda agendamu selama di kampung halaman, bertemu dengan teman lama jelas nggak bisa dilewatkan. Coba ingat lagi kapan terakhir kali kamu ketemu mereka? Mungkin setahun yang lalu waktu hari raya. Lalu kamu pun akan kaget saat melihat si ini yang sudah bawa suami dan si itu yang sudah gendong bayi. Wajah mereka pun membuatmu pangling. Kalau tak sengaja ketemu di jalan, kamu nggak yakin akan ingat.

 

11. Kalau iseng jalan2 keliling kampung kadang kamu juga deg-degan. Takut ketemu mantan. Eh, tapi kangen juga sih…

Dulu sama mantan sering ke sini nih… via news.lewatmana.com

Untuk menuntaskan rasa kangenmu, kamu juga nggak lupa untuk jalan-jalan keliling kampung atau kota. Kamu akan memilih spot-spot indah yang nggak akan kamu temui jika kamu sudah kembali ke kota. Puas-puasin dulu sebelum kamu harus kembali ke realita. Tapi acara jalan-jalan ini kadang membuatmu deg-degan juga. Jangan-jangan kamu akan bertemu mantan. Pasti awkward eh tapi penasaran juga sih. Kayak apa ya dia sekarang? Udah punya pacar lagi belum ya dia? Apa jangan-jangan dia udah nikah?

 

12. Karena waktumu di rumah terbatas, rasanya kamu enggan melewatkannya dengan tidur. Tapi apa daya, kamu juga mager ke mana-mana

Maaa geeer via favim.com

Pernah nggak sih, saking senangnya ada di kampung halaman, sampai kamu merasa sayang untuk melewatkan waktu dengan tidur? Haha. Kamu khawatir kalau tidur, lalu bangun-bangun kamu sudah harus kembali menempuh perjalanan. Karena itu, sebisa mungkin kamu terjaga untuk menikmati suasana yang berharga itu.

Tapi sayang, kamu juga sering kalah oleh godaan mager. Mau banget sih keliling-keliling ke mana-mana, eh tapi kok kasurmu posesif banget! Akhirnya, impian keliling kota pun tetap jadi impian semata. Kamu terlalu mager untuk membuatnya jadi nyata…

 

13. Dan saat tiba waktunya kamu kembali ke perantauan, koper terasa sejuta kali lebih berat. Kalau aja bisa di sini lebih lama, sehari aja…

Harus ya balik sekarang? via favim.com

Yang paling menyiksa dari semuanya adalah, saat kamu akhirnya harus kembali ke tempat asal. Packing rasanya jauh lebih merepotkan dari saat kamu packing untuk pulang. Bukannya masalah barangnya nambah, melainkan perasaanmu yang sebenarnya belum rela.

Sejam-dua jam akan sangat berarti bagimu. Kalau kamu naik kereta, kamu juga akan memilih keberangkatan yang paling malam yang bisa. Kan lumayan sesiangan masih bisa ngalay-ngalay di rumah. Kalau bisa, kamu mau deh melakukan apa aja asal bisa nambah sehari di rumah.

 

 

Pulang ke ke rumah memang jadi momen spesial. Segalanya jadi berkesan karena sejuta rasa bisa kamu rasakan bahkan sebelum kamu disambut tugu selamat datang. Jadi, kapan kamu mau pulang?

Sebelum 6 Pencapaian Kecil Ini Kamu Miliki, Nggak Usah Terlalu Banyak Berambisi!

$
0
0

Sebagai manusia, watak ingin memiliki segalanya alias tak pernah kecukupan pastilah ada. Banyak hal-hal besar yang diharapkan, tapi untuk melampaui sesuatu dari yang terkecil saja belum mampu. Tak masalah jika kamu memang punya sejuta mimpi dan angan-angan yang justru akan meningkatkan hasrat hidupmu. Tapi, patut diketahui pula bahwa setiap manusia punya batasan dan harus melewati beberapa langkah dulu sebelum sampai pada puncak kesuksesan yang telah dimimpikan.

Kamu tak perlu berbangga hati terhadap apa yang kamu capai sekarang, namun berusahalah menilai diri sendiri apakah kamu sudah pantas disebut sebagai pejuang sejati.

Untuk menyadarkan diri dan menjadi bahan intropeksi, ada baiknya kamu menyimak dengan seksama, tulisan yang akan mengajakmu pada pencapain-pencapaian kecil namun syarat makna ini.

 

 

Kamu belum sepenuhnya menjadi orang hebat, jika membalas pesan singkat atau menyambangi orang tua saja tak pernah sempat.

Oh, Mom and Dad. I’m so sorry :( via creativemarket.com

Prioritas hidup seseorang itu memang berbeda-beda. Ada yang hidup hanya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, atau ia yang hidup prihatin demi membahagiakan diri dan orang-orang tersayang. Sayangnya, tak sedikit diantara para peraih mimpi ini yang congkak dan menunda perhatian bagi kedua manusia berharga di dunia ini, yaitu orang tua. Jangankan menyambangi, membalas pesan singkat dan telepon mereka pun tak pernah menjadi sebuah kewajiban, yang sebenarnya bentuk kecil dari sebuah pencapaian.

 

 

Mimpi sih jadi orang kaya. Tapi nabung sekian ratus ribu per bulan aja nggak bisa~

udah nabung? via mirror.co.uk

Sekilas, menabung memang hal yang sepele dan mudah dilakukan kapan saja. Menabung juga tak membutuhkan energi besar serta pemikiran matang untuk mempraktikkannya. Kegiatan sederhana dalam rangka mengasah ketekunan ini juga masih jarang kamu lakukan karena alasan tidak sempat atau tak punya cukup dana kalau hanya sekedar untuk disisihkan.

Seratus, dua ratus, tiga ratus hingga seribu rupiah per hari saja sebenarnya sudah cukup untuk mengasah bakat tekun pada dirimu. Hal ini juga akan mengindikasikan bahwa kamu bukanlah orang yang gemar memupuk gengsi dan tahu betul apa arti berhemat bagi kehidupan di masa mendatang.

 

 

Impian: karir melejit cepat. Kenyataan: sering membatalkan janji tanpa alasan

be honest people via dailysavings.allyou.com

Terkadang, menjadi orang baik dan jujur pada masa sekarang ini hanya akan dianggap tabu saja. Saat mencoba berkata jujur, balasan yang kamu dapat justru tuduhan kepura-puraan, dan saat kamu berbohong itulah orang lain akan percaya hingga menganggapmu sebagai sosok yang hebat. Kenyataan ini tentu membuatmu menjadi dilema dan tak tahu harus berbuat apa bukan?

Tidak usah risau, teruslah mempertahankan hati dan diri sebagai manusia yang jujur dan dapat dipercaya semua orang, khususnya bagi mereka orang-orang tersayang. Tidak sulit, asal kamu menyadari betul apa itu arti pencapaian-pencapaian kecil dalam hidupmu.

 

 

Bolos kuliah atau skip kerja masih jadi rutinitas. Kamu belum bisa fokus ke tanggung jawab. Masih main petak umpet sama kewajiban

jangan ngarep yang tinggi-tinggi dulu deh via bonafeed1.rssing.com

Entah disengaja atau tidak, biasa bermalas-malasan atau membolos kini sudah makin membudaya, khususnya bagi kamu para pemimpi ulung. Perjuangan menjadi sosok rajin dianggap susah dan begitu berat dijalani, sehingga ‘ah, nanti aja’ lah yang menjadi pembelaan. Sekali atau dua kali mungkin tak masalah, tapi kalau sudah menjadi hobi atau kebiasaan bagaimana?

Camkan! Kesuksesan tidak ada di tangan mereka yang bersantai-santai, tapi di tangan orang yang mau kencang berlari.

 

 

Sebelum berdamai dengan rasa kecewa, jangan pasang ambisi tinggi-tinggi. Ini keharusan agar kamu bisa lebih kuat lagi

say NO to rentan galau! via clapway.com

Tidak ada manusia yang hidup tanpa masalah atau rasa penyesalan. Sakit hati, kecewa, dendam dan amarah sudah tentu menjadi bagian mutlak dari jalan hidup manusia. Tinggal pilih saja, kamu mau ikut ke dalam rombongan yang terus larut dalam kesedihan, atau kamu memilih untuk bangkit dan terus berjalan.

Pencapaianmu yang ini mungkin tak kasat mata apalagi bisa dibeli, tapi setidaknya kamu terus berusaha untuk mengembangkan diri dan tak terjerembab ke dalam zona kesia-siaan.

 

Sudahkah kamu ‘menghajar’ mentalmu untuk menjadi orang setia dan mau berkorban? Tak hanya untuk dirimu, tapi juga bagi mereka yang selama ini mendukungmu mati-matian

hajar dulu mentalmu! via portaldog.com.br

Berbicara mengenai kesetiaan dan pengorbanan memang takkan ada habisnya. Banyak sekali perkara yang terdapat pada dua kata sederhana penuh makna tadi. Tak perlu muluk-muluk, pupuk saja kesetiaanmu pada keluarga, pasangan, atau sahabat-sahabat yang sedang butuh bantuan atau dukungan. Hadir juga di setiap mereka membutuhkan selagi kamu mampu.

Jika tak mampu menjadi pahlawan bagi orang banyak, kamu masih bisa membahagiakan mereka orang-orang tersayang yang selama ini tak pernah absen mendampingimu.

 

Jangan memaksakan diri untuk melampaui batas, jika pencapaian-pencapaian kecilmu dalam keseharian saja belum tuntas. Good luck, guys!

 

Bukan Lulus Di Waktu yang Tepat, Ini Alasannya Kenapa Kamu Lebih Baik Lulus Tepat Waktu

$
0
0

Ada yang bilang lulus itu lebih baik di waktu yang tepat. Dalam arti, waktu kelulusan yang bisa molor satu-dua semester, atau bahkan sampai batas semester akan habis itu dijadikan alasan, untuk makin mantap mengembangkan diri di bangku kuliah.

Tapi, rasa-rasanya itu seperti alasan yang dicari-cari untuk membenarkan keterlambatan menyelesaikan kuliah. Memang keterlambatan itu nggak selamanya karena kemalasanmu. Bisa jadi itu karena penelitianmu yang ternyata harus mengulang beberapa kali, atau hal-hal lain yang membuat skripsimu bukan prioritas pertama.

Dan selama lulus tepat waktu itu masih bisa dicapai, kenapa harus dengan bangga memilih lulus di waktu yang tepat? Biar kamu semakin mantap dan semangat mencapai kelulusan dengan tepat waktu, Hipwee punya beberapa alasan yang akan menyemangatimu nih!

 

1. Lulus tepat waktu berarti menjejak dunia kerja di usia yang masih cukup muda, kesempatanmu berkarir di usia produktif pun jadi lebih leluasa.

usia produktifmu untuk berkarir

Misalnya kamu mulai masuk kuliah di usia 17 tahun, masa kuliah yang pas dilewati empat tahun membuat kamu mengantongi gelar sarjana di usia 21 tahun. Wah, bukankah itu usia produktif untuk memulai berkarir? Kamu memiliki cukup waktu untuk bisa mencoba hal-hal baru di luar bidangmu, seperti misalnya mengasah kembali hobimu yang lain.

Setidaknya, ketika kamu gagal di pilihan yang pertama, kamu masih punya cukup waktu untuk mencari jalan lain. Lebih beruntung lagi, jika ternyata langkah pertamamu memperlihatkan tanda kesuksesan di kedepannya. Jadi, untuk sukses di usia muda, perihal kelulusan nggak boleh kamu tunda.

Mumpung masih muda, tenagamu masih cukup banyak untuk mencoba hal-hal baru dalam menentukan langkah karir selanjutnya.

 

2. Semakin cepat lulus, maka biaya yang dikeluarkan orangtuamu nggak akan membengkak terus. Buat hati mereka bahagia dengan perjalanan kelulusan yang mulus.

Buat orangtuamu lega via orientation.utah.edu

Orangtuamu memang nggak akan pernah mengeluhkan semua biaya pendidikanmu. Tapi, sudah seharusnya kamu untuk sadar diri. Bayangkan saja saat mereka harus menghadapi biaya kuliahmu yang membengkak dari perkiraan awal. Bukan cuma uang semseter kuliah kamu loh yang harus mereka bayar. Tapi kebutuhan dirimu yang lain seperi uang makan, uang kos, hingga uang kamu untuk main ke sana sini juga harus mereka cukupi.

Hei, cari uang itu nggak mudah loh! Jadi, demi meringankan pikulan dipundak orangtuamu, sekali lagi kamu harus memantapkan diri untuk lulus tepat waktu. Sesulit apapun rintangan dalam mendapatkan selembar ijasah sarjana akan kamu hadapi dengan kegigihanmu.

 

3. Kebanyakan teman-temanmu masih mengandalkan uang kiriman orangtua. Sebaliknya, kamu yang segera bekerja bakal bisa meringankan beban mereka.

Lulus sama dengan membahagiakan orangtua via testingld.com

Sampai kapan kamu mengadalkan pemberian orangtua? Alih-alih meminta uang kepada mereka, bukankah lebih baik jika kamu dengan jerih payah pekerjaan pertama bisa mulai membahagiakan mereka. Memang materi yang kamu berikan sekarang nggak sebanding dengan semua yang sudah mereka keluarkan demi menuntaskanmu sebagai seorang sarjana.

Tapi, apakah kamu tahu, jika kebahagian mereka nggak sebatas tentang materi yang kamu hasilkan? Melihat kamu berhasil lulus dengan tepat waktu saja sudah jadi kebahagian buat mereka. Apalagi jika kamu bisa segera mengukir prestasi di perjalanan karirmu. Tunggu apa lagi, ayo lulus tepat waktu!

 

4. Lulus tepat waktu juga nggak bikin kamu selalu dikejar sama pertanyaan, “kapan lulus?” yang semakin hari terasa semakin menyiksa.

Mas/Mbak kapan lulus kuliahnya? Kapan? Kapan? Kapan?

Pertanyaan singkat itu terasa terus berdengung seperti alarm yang berusaha membangunkanmu dari kelenakkan menunda-nuda waktu kelulusan. Bukankah rasanya sangat menyesakkan, jika kamu harus terus mendengar pertanyaan itu muncul dari setiap orang dan di setiap waktu yang kamu temui. Tapi, ceritanya akan lain jika kamu lulus tepat waktu. Pastinya pertanyaan itu nggak akan sempat mampir ditelingamu.

 

5. Saat teman-temanmu masih pusing dengan skripsi, kamu justru sudah sibuk mengembangkan diri di dunia kerja yang kamu tekuni.

Temanmu masih sibuk skripsi

Kamu yang sudah lulus, saat ditanya “sibuk apa sekarang” dengan mantap bisa segara menjawab,

“Sibuk menyiapkan materi nih buat program baru yang tayang bulan depan.”

Tapi, temanmu yang belum lulus kuliah, cuma bisa pasrah menjawab,

“Iya nih, sibuk menikmati skripsi. Hehehe…”

Kenyataan sebenarnya, kata menikmati itu hanya pemanis saat skripsi yang tak kunjung selesai mulai memusingkan pikiran. Berbeda halnya dengan kamu yang lulus tepat waktu dan sudah sibuk mengembangkan diri di dunia kerja yang pasti. Kata menikmati itu benar-benar kemewahan yang dirasakan saat kamu bisa mendapatkan ilmu baru dari dunia kerja yang lebih luas.

 

6. Atau saat temanmu masih sibuk mengejar gelar sarjana, kamu malah sudah maju untuk mengejar gelar di tingkat selanjutnya.

Tingkat selanjutnya via www.britishcouncil.org

“Loh kok masih di kampus aja, emang belom lulus?”

Dengan wajah sepolos-polosnya kamu menjawab, “Iya belum lulus tesis nih, baru mau mulai soalnya,”

Ini bukan bermaksud menyombongkan diri. Tapi apa daya, daripada temanmu salah paham dengan kehadiranmu di kampus, lebih baik jujur dengan status tingkatan mahasisawa yang kamu sandang sekarang. Buatmu waktu kuliah selama empat tahun itu sudah cukup maksimal untuk mantap mengembangkan diri. Sedangkan lebih dari itu, manfaat dari bangku kuliah di tingkat sarjana sudah semakin berkurang. Nah, daripada membuang waktu percuma di tingkat yang sama, kenapa nggak maju untuk mengejar gelar di tingkat selanjutnya. Sekarang, masih yakin mau lulus di waktu yang tepat?

 

7. Tekanan terasa semakin besar jika kamu menunda kelulusan. Semakin lama kamu jadi mahasiswa, akan semakin susah lulusnya.

Pusing nggak lulus-lulus via www.huffingtonpost.co.uk

Ada yang bilang status mahasiswa itu lebih aman daripada status pengangguran. Hei, mau sampai kamu takut melangkah ke depan cuma karena nggak mau menyandang sementara status penggangguran? Kamu tahu, menunda apapun itu pasti akan menimbulkan kekhawatiran baru yang membuat besar tekanan yang kamu rasakan. Sama halnya dengan kelulusan yang kamu tunda. Semakin lama kamu jadi mahasiswa, semakin sulit juga kamu akan lulusnya.

 

8. Karena lulus kuliah tepat waktu membuat kamu nggak harus mendapat julukan “Mahasiswa Abadi”. Dan kamu juga nggak harus merasakan berjuang sendiri di kampus dengan adik-adik tingkat yang nggak kamu kenali.

Mahasiswa Abadi berjuang sendiri via fmch-journal.org

Kamu yang bisa lulus tepat waktu dan segera lanjut ke tinggkat, udah pasti akan menyandang gelar MA yang artinya plesetan dari “Mahasiswa Abadi”. Lulus tepat waktu juga membuat kamu terjebak di situasi, di mana kamu merasa asing di kampus yang isinya tak familiar lagi.

 

Nah, gimana? Sudah semakin mantap untuk bisa lulus kuliah tepat waktu ‘kan? Dan kalau bisa lulus tepat waktu, kenapa harus menunggu hingga waktu yang tepat? Tetap semangat untuk pendidikanmu ya, guys!

Tanpa Sadar, 6 Hal Ini Membawa Hidupmu Ke Level Selanjutnya. Sudahkah Kamu Melakukannya?

$
0
0

Hidup jelas tidak boleh stuck dalam level yang begitu-begitu saja. Mesti ada perkembangan yang membuat kita bisa sedikit berpuas diri sebagai manusia. Sebab jika tidak, apa maknanya?

Kali ini Hipwee akan mengungkapkan hal-hal yang tanpa sadar bisa membawa hidupmu naik level ke tingkat selanjutnya. Sebagai pengingat agar kita segera melakukannya.

 

1. Kata hati berani kamu ikuti. Semua nggak asal cuma dijalani

Kata hati berani kamu ikuti (Foto: Shutterstock) via shutterstock.com

Manusia sering tidak menyadari bahwa hidup mereka lebih sering untuk membahagiakan orang lain. Salah satu contoh adalah pemilihan jalur pendidikan kita yang nantinya bisa menjadi penentu masa depan dalam dunia kerja. Tidak jarang kita dipaksa masuk universitas ataupun jurusan pilihan orang tua yang mungkin tidak sesuai dengan nurani kita. Semua kita lakukan hanya agar orang tua dapat bangga dengan kita saat cerita kesanak saudara ataupun kerabatnya.

Apabila kamu berani untuk mengungkapkan perasaan sesungguhnya dalam hati, daripada mengendap perasaanmu, sebuah dunia baru akan terbuka bagimu. Daripada menyimpan perasaan dan hanya mengikuti jalur yang telah diharapkan, ungkapkan keinginan hati dan raih sebuah kebahagiaan yang mungkin belum dirasakan sebelumnya.

 

 

2.Persahabatan benar-benar kamu pertahankan. Kamu menghargai mereka yang menemanimu berkembang

Kamu menghargai mereka yang menemanimu berkembang (Foto: Shutterstock) via shutterstock.com

Pertahankan persahabatan dengan orang-orang yang sering memberi kamu support. Ingat untuk tidak hanya menghampiri mereka saat butuh saja. Persahabatan harus seimbang dan saling mendukung maupun menghargai, bukannya saling menyapa hanya saat ada perlunya saja.

Semakin dewasa, kita makin terbuka untuk menjalin hubungan dengan beragam orang dari berbagai latar belakang. Dengan bersahabat dengan orang yang tepat, kita dapat perlahan membangun network kita. Semakin banyak orang baru yang dikenal dan bisa diajak bekerjasama seakan jadi bukti kesuksesan kita sebagai manusia.

 

 

3. Kamu mulai belajar memaafkan diri sendiri. Belajar mengampuni

Belajar mengampuni (Foto: Shutterstock) via shutterstock.com

Pernah kamu merasa benci dengan diri sendiri karena sebuah kesalahan yang telah dilakukan di masa lalu. Atau mungkin ada orang yang menyakiti perasaan kamu dan sampai sekarang hati tetap merasa mendendam. Tahukah kamu bahwa tidak dapat memaafkan diri sendiri atau seseorang adalah sesuatu yang cukup melelahkan?

Kalau kamu ingin menjadi dirimu yang lebih baik, kamu harus belajar untuk memaafkan orang lain terlebih dahulu. Dengan semakin sering kamu belajar memaafkan orang lain, perlahan kamu akan dapat memaafkan diri dan menjadi orang yang lebih baik. Sampai titik tertentu hidupmu akan terasa lebih lapang dan jauh lebih berarti.

4. Kamu sadar kalau hidup bukan cuma soal diri sendiri. Orang-orang terdekat juga kamu hargai

Orang terdekat juga kamu hargai (Foto: Shutterstock) via shutterstock.com

Kalau mau mengikuti kata hati bisa saja kita memilih untuk berhenti dari pekerjaan, jadi petani di desa, dan hidup menyepi di pinggiran. Tapi selalu ada hal lain yang perlu diperhatikan. Keinginan dan harapan orang-orang yang kita sayangi juga tak kalah berarti. Menjalani hidup yang bukan semata mengikuti keinginan sendiri membuatmu naik level berkali-kali. Dengan mempertimbangkan keperluan orang tersayang dalam hidupmu diatas keinginan pribadi akan menjadikan hidup jauh lebih lengkap dan bermakna.

 

5. Kamu memberi ruang untuk menemukan kenyamanan diri. Mencari yang paling pas di hati

Kamu mencari yang paling pas di hati (Foto: Shutterstock) via shutterstock.com

Proses menemukan kenyamanan dalam diri adalah proses yang mesti dijalani dan tidak di skip seenak hati. Sesederhana menemukan pakaian apa yang paling pas untukmu, gaya apa yang paling nyaman kamu gunakan, sampai menemukan musik macam apa yang paling oke untuk menenangkan kegalauan hati.

Apabila kamu berhasil menemukan kenyamanan diri sendiri, ini menandakan bahwa kamu sudah berdamai dengan berbagai sisi dalam diri. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi jika sudah sampai di level ini.

 

 

6. Hidupmu lengkap saat menemukan dia yang bisa mendampingi. Dia yang bahunya bisa disandari

Dia, yang bahunya bisa disandari (Foto: Shutterstock) via shutterstock.com

Pada akhirnya, hidup adalah soal menemukan pendampingan yang tepat. Menemukan si Dia yang bisa kita jadikan tumpuan. Dan ini tidak melulu soal pasangan — tapi juga tentang partner yang dapat memudahkan rutinitas.

Tanpa disadari, memilih pasangan yang memudahkan hidupmu sehari-hari akan meningkatkan level hidup yang sedang kamu jalani. Kamu memilih bertumpu pada Dia yang tidak memenuhi hidupmu dengan drama. Dia yang selalu mendukung semua keputusanmu sebagai manusia.

Kalau dilihat secara sekilas, gadget juga dapat dipandang sebagai sebuah pendamping hidup. Kamu memilih untuk jatuh hati pada gadget yang mendukung semua aktivitasmu sehari-hari. Sebuah ponsel cerdas yang dapat melakukan semua tugas yang kamu harapkan darinya serta menghibur hati pada saat gundah. Semua fitur yang terdapat padanya sanggup mendukung segala kegiatanmu. Kamu harus pilih yang tepat agar nggak perlu ragu lagi.

 

Mana dari 6 hal ini yang sudah kamu lakoni? Nggak sulit kan membuat hidupmu naik level?

 

6 Tanda Kamu Bersama Pria yang Bisa Diandalkan. Bukan Sekadar Mengobral Perhatian

$
0
0

Dalam hubungan sebenarnya kita tidak butuh terlalu banyak hal. Menemukan dia yang bisa diajak berjuang dan bisa diandalkan sudah bisa memberikan kebahagiaan. Nyaman rasanya membersamai dia yang kehadirannya tidak perlu lagi ditanya. Menyenangkan saat tahu bahwa ada pria yang selalu sedia. Apapun keadaannya.

Jika 6 perasan ini sudah kamu rasakan, berbahagialah. Kamu memang sedang bersama pria yang bisa diandalkan. Bukan sekadar pria yang membanjirimu dengan perhatian.

 

 

1. Pertanyaan “Apa kabar?” darinya terdengar tulus memancing cerita. Dia mau tahu soal hidupmu sampai ke lapisan terdalamnya

Bertanyalah untuk menunjukkan perhatian via deathtothestockphoto.com

Perhatian kecil dan ketertarikan soal apa yang terjadi di hari orang lain sekarang sudah makin jarang ditemui. Rasa-rasanya kita terlampau sibuk dengan urusan diri sendiri. Sampai kehabisan waktu untuk sekadar bertanya apa yang sedang orang lain rasakan dan jalani.

Pria yang satu ini berbeda. Sering dia bertanya, “Apa kabar?” tanpa terdengar cuma basa-basi semata. Pertanyaannya selalu membuatmu ingin bercerita panjang. Berbagi uneg-unegmu soal hari yang berjalan sedikit menyebalkan. Menceritakan pencapaianmu padanya membuatmu merasa dipahami dan dibersamai.

 

 

 

2. Perhatiannya kadang random tapi bermakna. Cuma dia yang seiseng itu membantumu merapikan data

Bikin Google Drive berisi kontak teman-temanmu via deathtothestockphoto.com

Kesibukan memang bikin kita jadi makhluk yang menggelikan. Punya ID Line, punya nomor Whatsapp, tapi pas mau telpon langsung…..TETOT! Nggak punya nomornya

Sadar kalau kamu sering heboh nggak punya kontak saat harus menelepon, dia melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak pernah dilakukan orang terdekatmu. Pelan-pelan dia pindahkan kontakmu beserta nomornya yang bisa dihubungi ke Google Drive yang bisa diakses kapan saja.

Dia memang se-random itu. Tapi sedalam itu juga dia menyayangimu

 

3. Bentuk cintanya di matamu kadang menggemaskan. Perkara camilan saja dia perhatikan

Kamu penyelamatkuuu via favim.com

Vetsin dalam camilan yang mudah ditemukan di minimarket memang jadi kawan baik dalam mendukung produktivitas. Rasanya kamu jadi lebih semangat kalau kerja atau mengerjakan tugas sambil ngemil keripik kentang. Otak jadi lebih ‘jalan’ saat cireng dan cimol di tangan.

Tapi….semua camilan ini nggak ada sehat-sehatnya.

Dia berusaha mengubah keadaan. Seminggu sekali dia mendatangimu dengan membawa buah dan camilan sehat lainnya. Mau nggak mau minimal satu kali seminggu kamu bisa makan camilan sehat dengan dia sebagai pelopornya

 

4. Dia tahu kamu butuh sosok yang mendukungmu berjuang. Kehadirannya di sisimu muncul dengan sangat menyenangkan

Tag quote motivasi ke temanmu yang membutuhkan via thelovethatleftmetodie.tumblr.com

Sesaat setelah kamu mengeluh kalau harimu buruk sekali tiba-tiba ada tanda notifikasi di Pathmu. Taq quotes penyemangat darinya muncul dan membuatmu tertawa.

Ini cheesy sekaligus menghangatkan hati. Sesekali kamu hanya perlu tahu kalau ada orang yang mendukungmu dari balik punggung. Orang yang masih percaya bahwa kamu bisa berjuang dan mengalahkan segala tantangan. Dia mempercayai semangat berjuangmu, tanpa pengecualian.

 

5. Dia tidak pernah memberimu batasan. Fokusnya cuma mendampingimu berkembang

Dedikasikan 1 postingan blog khusus untuknya via onedirection-lovexx.tumblr.com

Dari mulutnya sangat jarang kamu temukan larangan. Dia tidak pernah membatasi keinginanmu. Tidak pernah mengatur hidupmu dengan berbagai larangan yang menghambat langkahmu.

Selama ini pria ini memperlakukanmu seperti layang-layang. Dia tahu kapan harus menarikmu benangmu agar lebih dekat padanya, tahu kapan harus melepasmu ke udara dan menjajal semua yang bisa ditawarkan dunia.

 

6. Buatnya hidup bukan cuma soal diri sendiri. Dalam hal sekecil apapun dia ingin jadi bermanfaat dan bisa berbagi

Pilihan-pilihan hidupnya sering membuatmu mengulum senyum. Tanpa diduga dia punya pilihan yang jarang dilakukan orang.

“Sayang kamu tahu nggak sih kalau pilihan belanja kita sudah bisa mengubah nasib pengusaha kecil? Sesederhana mengubah agenda jalan-jalan ke mall jadi agenda scrolling barang di Bukalapak dan belanja via BL sudah membuatmu jadi pahlawan yang mengubah nasib 500.000 UMKM di Indonesia.”

Bukalapak, situs jual beli online yang aman dan terpercaya, tempat pengusaha kecil lokal menawarkan barangnya akhirnya jadi tujuan belanja baru kalian.

Awalnya pendapatnya terdengar muluk-muluk di telingamu. Tapi kemanfaatan bagi sesama akan datang lewat pilihan belanjamu ini. Kamu pun mengikutinya dengan senang hati

 

Sosok pahlawan yang bisa diandalkan selalu bisa ditemukan dalam pria yang mendampingimu. Sekarang semua tergantung keputusanmu: kamu mau memanggilnya, atau membiarkan dia terus berdiam diri di dalam sana?


Nggak Ada Yang Disayangkan Dengan Menjadi Ibu Rumah Tangga, Walau Kamu Bergelar Sarjana

$
0
0

Menjadi ibu rumah tangga dengan gelar sarjana tentu kamu harus siap dengan sejumlah pertanyaan dan pernyataan. Seakan menjadi ibu rumah tangga adalah sebuah keputusan yang patut untuk disayangkan.

“Nggak sayang apa sama gelar? Buat apa orang tua lo capek-capek nyekolahin lo kalau ujung-ujungnya lo di rumah aja? Ngurus anak sama suami doang? Urusan ngurus anak kan bisa pakai baby sitter. Toh, dengan tetap menjadi wanita karir secara nggak langsung lo ikut membantu finansial keluarga.”

Semua pertanyaan dan pernyataan tersebut pada akhirnya bikin kamu mikir: “Apa iya menjadi ibu rumah tangga dengan gelar sarjana itu sebuah hal yang patut disayangkan?”

 

Menjadi ibu rumah tangga adalah keputusan yang datang dari hati. Sebuah keinginan sederhana – mendedikasikan diri untuk anak dan suami.

Menjadi ibu rumah tangga, semata keputusan yang datang dari hati. via the-1d-nina.tumblr.com

Awalnya kamu adalah pribadi dengan segudang mimpi dan rencana di masa depan. Banyak hal yang ingin kamu usahakan selepas lulus kuliah. Pekerjaan impian, melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, hingga punya usaha sendiri. Namun, tanpa kamu duga seseorang datang dan menawarkanmu masa depan.

Kamu pun tak kuasa untuk menolaknya. Setelah resmi menikah dan menjadi seorang istri, sudut pandangmu soal kehidupan pun berubah. Segudang rencana besar tak lagi jadi prioritasmu. Tanpa adanya paksaan darinya, kamu memutuskan untuk mendedikasikan diri menjadi ibu rumah tangga. Sebuah keputusan sederhana yang datang dari hati.

 

Dibesarkan dengan perhatian yang penuh dari seorang ibu rumah tangga, kamu pun ingin mewariskan kebahagiaan yang sama pada anak-anakmu nantinya.

Kamu ingin anak-anakmu pun merasakan kebahagiaan yang sama denganmu. Dibesarkan dari seorang ibu rumah tangga. via thelifesquare.com

Kamu tumbuh dengan perhatian penuh dari ibumu. Seorang ibu yang memutuskan untuk menanggalkan pekerjaannya demi mengurus keluarga. Kamu pun bertekad untuk mewariskan kebahagiaan yang sama pada anakmu kelak. Alasan inilah yang menguatkanmu untuk fokus menjadi ibu rumah tangga selepas menikah. Menjadi ibu rumah tangga bukanlah beban buatmu. Karena kamu merasakan kebahagiaan tak terkira mana kala menyiapkan sarapan pagi, menikmati perkembangan sang buah hati, atau sekadar menunggu suami pulang kantor.

 

Orang lain seringkali bertanya: “Bukankah perkara mengurus anak bisa kamu serahkan ke baby sitter?”

Relakah kamu menitipkan hartamu yang paling berharga pada orang lain? via omgcutebabies.tumblr.com

Pertanyaan seperti itu kerap ditujukan kepadamu yang memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga penuh. Sungguh pertanyaan yang berdasarkan logika. Karenanya kamu perlu menjawabnya dengan jawaban yang juga berlandaskan logika.

“Kamu tentu enggan menitipkan perhiasan milikmu pada orang lain kan? Tapi mengapa kamu rela menitipkan anakmu yang bahkan lebih berharga dari perhiasan mahal sekalipun pada orang lain?”

 

Kadang, komentar orang-orang pun tak kalah menyakitkan. “Tidakkah sia-sia orang tua menyekolahkanmu, jika pada akhirnya kamu hanya sibuk di dapur?”

Kamu bisa bisnis online di rumah demi membantu perekonomian orang tua. via www.pjtv.co.id

Tidak mudah memang menjawab pertanyaan yang satu ini. Terlebih untukmu anak sulung yang menjadi tulang punggung keluarga. Kamu dihadapkan pada dua pilihan, fokus mengurus anak dan suami atau membantu perekonomian orang tua yang sudah tak lagi bekerja. Sungguh pilihan yang sulit memang. Namun, dengan niat tulusmu keduanya bisa kamu jalani. Urusan keuangan demi membantu orang tua dan adikmu bisa diatasi dengan bisnis online. Kamu bisa bekerja di rumah sambil tetap mengurus keluarga.

 

Melihat teman sepermainan masih bebas mengembangkan diri, sementara kamu sudah dihadapkan pada tanggung jawab sebagai istri – tidakkah hal itu membuatmu iri?

Kamu mungkin udah nggak bisa lagi kaya gini. via trojans360.tumblr.com

Tidak jarang kamu merasa iri ketika melihat teman-temanmu masih bebas bermain, semantara kamu dihadapkan pada tanggung jawab sebagai istri dan ibu muda. Biar pun terkadang kamu iri melihat mereka, tapi buatmu saat ini tak ada yang lebih membahagiakan dari menghabiskan waktu bersama anak dan suami. Kalaupun kamu rindu berkumpul dengan teman-teman, kamu masih bisa mengatur jadwal ketemuan.

 

Namun, di atas segalanya kamu harus bangga menjadi ibu rumah tangga bergelar sarjana. Bukankah untuk mencetak anak yang cerdas juga diperlukan ibu yang pengetahuan dan wawasannya kaya?

Banggalah menjadi ibu rumah tangga yang bergelar sarjana. via www.pinterest.com

Banyak dari kamu yang merasa minder dengan profesi sebagai ibu rumah tangga. Padahal kamu seharusnya bangga. Kamu layak tahu kalau untuk mencetak anak-anak yang cerdas, diperlukan sosok ibu yang cerdas pula. Karenanya ibu yang berpendidikan punya potensi besar untuk mencetak anak-anak yang sukses di masa depan. Jadi, berbanggalah kamu yang seorang ibu rumah tangga bergelar sarjana.

 

Tidak ada yang perlu disayangkan dari menjadi seorang ibu rumah tangga yang bergelar sarjana. Jangan terlalu banyak memikirkan tentang pertanyaan dan pernyataan yang menohok hatimu. Jalani saja niat tulusmu yang ingin fokus mencurahkan waktu untuk keluarga. Demi menciptakan anak-anak yang sukses di masa depan.

8 Hal yang Bikin Skripsimu Susah Kelar. Sementara Teman Selesai dalam Beberapa Bulan…

$
0
0

Buat mahasiswa, skripsi memang cerita yang nggak ada habisnya. Selalu kamu bayangkan saat masih tingkat awal, lalu kamu rasakan saat sudah tingkat akhir. Cemas-cemas kecil saat kamu akan memulainya hingga panik tingkat dewa sudah pernah kamu rasa.

Mengerjakan skripsi seringnya juga tak mulus. Banyak rintangan yang membuat skripsimu nggak kelar-kelar. Tapi kalau dipikir lagi, mungkin rintangan dan halangan itu datangnya dari dirimu sendiri.

Nggak percaya? Hayo, coba cek dulu. Kalau kamu masih melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk di bawah ini, ya pantas saja skripsimu susah kelar….

 

1. Menunda-nunda dengan alasan “Toh besok masih bisa”. Padahal, keesokan harinya kamu berpikir hal yang sama

sekarang bilang besok, besok bilang besok lagi via www.bustle.com

Hari ini nyekripsi ah

*ada chat dari teman soal ajakan nonton bioskop film yang baru keluar*

Ya udah deh, hari ini main dulu aja. Toh skripsi masih bisa besok.

Kebiasaan menunda-nunda ini memang penyebab utama kenapa skripsimu nggak kelar-kelar. Kamu yang berpikir besok masih bisa, juga akan berpikir yang sama di esok hari. Sampai akhirnya sudah seminggu kamu nggak nyentuh-nyentuh skripsimu.

Ah, nggak apa-apa lah, hari ini nyantai dulu. Mulai nyekripsi lagi minggu depan deh.

Saat kamu sadar, deadline sudah di depan mata. Dan kamu akan berharap mesin waktu Doraemon benar-benar ada supaya kamu bisa kembali ke waktu-waktu yang kamu buang percuma. Lah…

 

2. Menganggap enteng dengan alasan Ah gampanglah, udah tahu kok mau nulis apa. Tinggal nulis doang sejam juga kelar.

Skripsi? HAHA gampang! via www.teen.com

Teman : Bro, kok lo nyantai aja sih? Nggak ngerjain skripsi?

Kamu : Ah, gue sih udah tahu mau nulis apa. Udah ada di kepala. Tinggal nulis doang sih gampang

Selain terkesan jumawa, terbiasa mengentengkan ini juga akan membuatmu zonk saat kamu sadar bahwa berpikir nggak sama dengan menulis. Iya benar, kamu sudah paham benar dengan materi yang kamu teliti. Iya benar, kamu bisa menjelaskan dengan detil isi skripsimu. Tapi selama belum kamu tulis, skripsimu ya belum ada. Belum lagi, ketika nanti kamu sudah berhadapan dengan lembar Microsoft Word, bisa jadi semua hal yang sudah kamu simpan dalam kepala itu menghilang karena kamu nge-blank. Jangan begini lagi ya.

Bagaimanapun sampai saat ini, setahu Hipwee, skripsi harus dalam bentuk tulisan, nggak boleh dalam bentuk pikiran.

 

3. Kamu kurang referensi, tapi tak jungkir balik untuk mencari. Pantas saja pas mau nulis apa, kamu sering nggak ngerti

Rajin pangkal pandai via favim.com

*ngetik sambil ngomong*

Penilaian moralitas berdasarkan rasio praktis adalah suatu penilaian yang dilakukan secara eh bentar, rasio praktis itu gimana ya? Duh lupa. Rasio praktis itu ah, apa sih?

Memang nggak semua orang suka dan tahan membaca. Jangankan baca buku kuliah yang setebal kitab sejarah itu, membaca novel tipis saja kamu merasa tak mampu. Tapi kalau sudah soal skripsi, mau nggak mau, mampu nggak mampu, kamu harus banyak-banyak membaca. Bagaimana kamu bisa menerangkan gagasanmu kalau kamu nggak terlalu paham dengan materi yang kamu terangkan? Untuk memahami materi, kamu harus banyak membaca referensi. Jangan malas lagi ya. Untuk kali ini aja kok

 

4. Diri jadi mesin penghasil excuse. Nggak apa-apa nggak nulis hari ini, inspirasi lagi nggak ada.”

Kapan selesainya kalau nggak skripsian~ via kostputri165.blogspot.com

Soal inspirasi ini juga sering kamu jadikan alasan untuk nggak mengerjakan. Ya namanya lagi nggak ada inspirasi, mau melongo seharian di depan laptop juga yang ada kamu ketiduran.

Sebenarnya, inti dari menulis skripsi adalah soal kedisiplinan. Kamu harus membiasakan diri untuk tetap menulis meski nggak ada inspirasi. Jelek nggak apa-apa, toh nanti bisa diedit lagi.

Kalau kamu memang merasa jenuh, cobalah ganti suasana. Jangan malah menunda dan menghasilkan excuse “nggak ada inspirasi”. Siapa tahu, suasana baru yang lebih nyaman dan seru akan membantumu mendatangkan inspirasimu.

Ngomong-ngomong, sudah berapa banyak harimu yang berlalu tanpa nulis skripsi dengan alasan nggak ada inspirasi?

 

5. Diam aja saat bimbingan. Dosen pembimbing harus kamu manfaatkan untuk menambah pemahaman!

biasakan diskusi dengan dosen via kamar-bujang2.blogspot.co.id

Selama ini kamu kalau bimbingan ngapain aja? Nyetor bab yang sudah kamu tulis, nungguin dosenmu baca dan ngoreksi, lalu pulang dengan tugas revisi? Itu aja? Mulai sekarang, jangan cuma diam saat kamu bimbingan. Jangan cuma nunggu masukan dari dosenmu, tapi kejarlah pengetahuan juga. Usahakan untuk berdiskusi dengan dosen pembimbing, dan tanyakan apapun yang kamu belum paham.

Jangan sampai, kamu pulang bimbingan dengan kondisi otak yang sama dengan saat kamu datang. Rajin diskusi dengan dosen pembimbing akan membuat pemahamanmu lebih kuat. Saat menulis skripsi pun kamu lebih mantap. Kamu punya dosen pembimbing, maka manfaatkan dia sebaik-baiknya.

6. Menunggu dosen punya waktu senggang untuk ketemuan. Kejarlah beliau sampai ke ujung dunia. Ketemu nggak bisa, telepon atau email bisa kan?

Kejar dosenmu sampai ke cina via www.tumblr.com

Lalu kamu akan beralasan bahwa dosen pembimbingmu orang sibuk yang di kampus saja jarang. Bagaimana mau bimbingan kalau ketemu beliau susahnya bagaikan mau ketemu Pak Presiden? Ah, kamu memang banyak alasan. Bimbingan nggak harus via tatap muka kok. Ya memang lebih baik bertemu langsung agar lebih enak. Tapi kalau memang susah, kan kamu bisa bimbingan via telepon atau email. Daripada nggak sama sekali dan skripsimu nggak jelas nasibnya?

Kejar terus dosen pembimbingmu, jangan menyerah meski beliau memang orang yang sedikit susah. Melihat kegigihanmu, beliau pasti luluh deh.

 

7. Terus menerus melihat ke halaman-halaman yang kamu tulis. Ingin semuanya harus sempurna bisa membuat skripsimu nggak ada perkembangan

karena sempurna cuma mereka yang bisa via portalmusikmalang.com

Yaa, Hipwee paham kamu ingin skripsimu sempurna. Selain mengharapkan nilai A, kamu juga ingin membuat sebuah skripsi yang berkualitas, berisi, dan mengguncang dunia. Karena itu, kamu selalu merasa nggak puas dengan apa yang kamu tulis sebelumnya. Alih-alih melanjutkan bab berikutnya, kamu malah asyik mengoreksi bab-bab sebelumnya. Saat kamu melakukan ini, kadang kamu menemukan sebuah kejanggalan, atau sesuatu salah.

Lalu kamu akan mengulik-ngulik hal itu terus-terusan, hingga akhirnya skripsimu nggak ada perkembangan. Berhentilah mengingingkan skripsi yang sempurna, kalau itu justru membuat skripsimu gitu-gitu aja. Ingatlah, bahwa nggak ada karya yang sempurna karena Sempurna hanya milik Allah dan Andra and The Backbone.

 

8. Terus menerus ketakutan berpikir skripsimu nggak akan kelar. Ya iyalah nggak bakal kelar, lha kamunya terus memikirkan, nggak mengerjakan… :’

kunci dari skripsi cepat kelar hanya satu: dikerjakan via favim.com

Ini dia nih. Kamu cemas kan selama ini? Kamu takut skripsimu nggak selesai dan kamu harus memperpanjang masa kuliahmu selama satu semester? Kamu minder karena teman-temanmu sudah jauh di depan dan kamu nggak beranjak juga dari bab dua? Atau kamu sibuk memikirkan bagaimana nanti jika skripsimu dibantai habis-habisan oleh dosen penguji di ruang sidang? Bagaimana jika skripsimu kurang berkualitas? Bagaimana jika skripsimu nggak pernah selesai? Stop! Kamu lupa, bahwa skripsi nggak cuma harus dipikirkan, tapi dikerjakan!

 

Segala sesuatu memang perlu perjuangan. Agar skripsimu cepat kelar, banyak kebiasaan-kebiasaan buruk yang harus kamu hilangkan. Tapi di luar itu semua, satu-satunya cara agar skripsi cepat kelar adalah: dikerjakan. Asal kamu rajin mengerjakan dan membaca bahan, nggak ada tuh keluhan “skripsi kok nggak kelar-kelar hiks”. Jangan sampai kamu dapat SMS dari orang tua yang isinya:

“Kamu kapan mau lulus kuliah? Kebaya Mama keburu luntur nanti.”

Atau SMS dari pacar:

“Kapan kita bisa ke pelaminan, kalau skripsimu aja nggak kelar-kelar?”

 

Hayoo semangat ya pejuang skripsi. Hipwee tunggu di panggung wisuda! ;))

Mengabadikan Foto Diri Sih Sah-Sah Aja. Tapi Jangan Lupakan Keselamatanmu dan Lingkungan Sekitar Juga!

$
0
0

Hasrat untuk mengabadikan diri dan indahnya panorama sekitar memang wajar dilakukan. Melakukan foto selfie dan foto pemandangan alam sekarang memang tengah jadi trend bagi anak-anak muda Indonesia. Bayangkan betapa keren dan asiknya bisa mengabadikan gambar diri di tengah pemandangan indah alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Apalagi jika tempatnya tidak mudah untuk ditempuh. Dijamin pasti banyak yang iri deh!

Tapi kamu juga harus ingat bahwa kamu perlu juga untuk menjaga dirimu sendiri dan menjaga alam tempatmu selfie. Jangan sampai kamu merusak alam hanya demi like dan popularitas di dunia maya. Apalagi selfie di tempat bahaya yang taruhannya nyawa. Sebaiknya dihindari deh.

Nah, berikut Hipwee merangkum beberapa kasus dimana selfie yang niatnya mengabadikan gambar indah malah berakhir dengan petaka. Baik untuk diri sendiri maupun alam tempatmu selfie!

 

1. Dibuka dengan gegernya kasus Mas Eri – pendaki yang mengabadikan foto di puncak gunung Merapi.

Pose terakhir Eri Yunanto via alexmulyoto.com

Tentunya kamu masih ingat dong dengan tragedi yang menimpa Mas Eri Yunanto. Beliau ini adalah seorang mahasiswa yang memang sudah punya segudang pengalaman mendaki. Jadi sudah pasti Mas Eri ini lebih bisa menjaga diri daripada pendaki awam yang saat ini lagi marak terjadi.

Tapi apalah daya jika memang takdir berkata lain. Niat mengabadikan momen pribadi berbuah petaka saat Mas Eri terjatuh dari Puncak Tusuk Gigi. Sebenarnya, cara turun tebing yang Mas Eri lakukan sudah tepat dengan merangkak karena tebing memang curam. Tapi apalah daya memang tebing tempat kakinya berpijak ambrol sehingga Mas Eri tak mampu bertahan.

 

2. Jangan lupakan juga cerita siswa di Madiun yang niat selfie tapi malah tertabrak Kereta Api.

Sayangnya, Tomy (baju merah) tak sempat menyelamatkan diri via www.youtube.com

Cerita mengenaskan datang dari Madiun mengenai pelajar yang tertabrak kereta api saat setelah selfie. Berniat mendapatkan foto yang keren bersama teman-temannya, seorang siswa bernama Tomy ini malah bernasib sial. Sesaat setelah berfoto, semua temannya bisa menghindari kereta api yang melintas. Namun Tomy mengalami nasib naas kala ia sendiri yang gagal menghindar dari kereta api yang melaju dari belakangnya. Ini pelajaran nih, meskipun memang mungkin hasilnya akan terlihat keren menantang maut, tapi apakah sepadan dengan resikonya?

 

3. Ingat gak dengan kabar siswa SMP di Ngawi yang terjatuh dari bendungan ketika hendak selfie?

Saat jenazah korban ditemukan via www.beritangawi.com

Kabar dari Ngawi ini malah semakin membuat kita berhati-hati. Selfie anak-anak SMP di pinggir bendungan Wiroto ini berakibat fatal saat mereka terpeleset dan tercebur ke bendungan. Yang bikin sedih adalah mereka usianya masih 13 tahun. Ketiga korban yang diketahui bernama Intan, Lilis dan Yuniar ini dinyatakan meninggal karena tenggelam oleh pihak kepolisian. Ketiga korban ini juga ternyata tidak bisa berenang. Tentunya hal itu bisa kita jadikan pelajaran agar lebih berhati-hati lagi memilih tempat selfie.

 

4. Belum lagi kisah mahasiswa Malang yang terpeleset di Coban Sewu saat akan mengabadikan momen pribadi.

Foto mas Yanuru via surabaya.tribunnews.com

Berniat mengambil sekali selfie terakhir sebelum pulang dari Coban Sewu, Yanuru malah mengambil foto terakhir sepanjang usianya. Beliau dan saudara memang saat itu hendak pulang dari Coban Sewu, namun keinginan untuk berfoto mengabadikan pemandangan indah Coban membuatnya tergoda. Saat itulah takdir berkata lain. Saudaranya hanya sekejap memalingkan pandangan dari korban, tapi begitu dia membalikkan badan Yanuru sudah tak bisa ditemukan. Jenazahnya sendiri baru ditemukan setelah beberapa jam.

 

5. Selfie di pantai juga harus hati-hati, salah-salah kamu akan terseret ombak seperti kabar dari Pantai Bajulmati ini.

Tim SAR saat menemukan salah satu korban via news.okezone.com

Wisata pantai memang menyajikan pemandangan indah yang sayang jika tak diabadikan. Itulah yang dilakukan oleh rombongan 6 wisatawan asal Malang yang tengah mengunjungi indahnya pantai Bajulmati. Niatnya sih memang mau mengabadikan pose bersama saat ada ombak indah dibelakang. Namun siapa sangka, ombak yang datang adalah ombak besar yang tingginya mencapai beberapa meter. Para korban pun terseret dan hanya ada 1 korban yang selamat. Memang sih ombak pantai itu indah, tapi perlu hati-hati juga saat kita ingin mengabadikannya.

 

6. Untuk urusan selfie yang merusak alam, tentu kamu segar dengan tingkah anak-anak yang merusak Taman Amarilys di Jogjakarta.

Apa iya harus gini juga? via www.dailymotion.com

Siapa sih yang gak tau tentang kisah taman Amarilys ini. Foto selfie disana sempat menggegerkan dunia maya ketika banyak wisatawan yang tak peduli dengan indahnya bunga dan menginjaknya seolah tak punya harga. Jelas saja hal itu membangkitkan amarah anak muda Indonesia. Komentar bernada kecaman dan bullying terus membanjiri akun-akun yang memposting foto selfie mereka yang merusak alam tersebut. Nah, setelah banyaknya kecaman yang muncul, apa kamu masih mau ngerusak alam? Anak muda Indonesia jelas gak mau, dong.

 

7. Ditambah lagi kelakuan mereka yang merusak Taman Bunga Baturaden. Padahal disana malah sudah jelas ada tulisan: “Dilarang menginjak tanaman”.

Tulisannya udah jelas tuh padahal via news.analisadaily.com

Kasus serupa terjadi juga di Taman Bunga Baturaden, Banyumas, Jawa Tengah. Keindahan alam taman bunga ini juga dinodai oleh ulah oknum-oknum pecinta selfie yang tak peduli dengan lingkungan. Jika di Taman Bunga Amarilys dulu alasannya adalah karena bunga tumbuh tak beraturan, di taman Bunga Baturaden ini malah bunganya sudah ditata sedemikian rupa. Belum lagi adanya papan larangan agar tidak menginjak tanaman. Tapi toh masih ada saja oknum yang melanggar dan merusak indahnya taman tersebut. Kalau ini mah emang sudah lancang.

 

8. Karena hobi mendaki sedang jadi trend anak-anak muda masa kini, banyak yang jadi pendaki dadakan hingga menebar sampah di pegunungan.

Kertasnya aja ditinggal, apalagi orangnya.

Seiring dengan makin maraknya tren mendaki dikalangan anak muda Indonesia, tren selfie di gunung pun juga ikutan booming juga. Mulai dari yang sekadar foto pemandangan hingga mereka yang membawa kertas dengan tulisan macam-macam. Sebenarnya sah-sah saja mengabadikan momen pribadi dengan selfie, tapi jika kertas yang kamu bawa keatas gunung tak dibawa turun lagi, itu namanya tak tau diri. Kertasmu yang bertuliskan “XXX Kapan kita kesini bareng?” aja kamu tinggalin di puncak gunung, gimana kalau ngajak orang aslinya? Bakal ditinggal juga kali, ya.

 

Terlepas dari fenomena-fenomena di atas, kita hendaknya perlu sedikit berkaca. Selfie dan mengabadikan momen pribadi itu wajar. Tapi tak perlu lah sampai selfie yang malah merusak keindahan alamnya. Apalagi selfie di tempat berbahaya. Sayangi dirimu sendiri!

“Ngerinya” Jadi Dewasa. Apalagi Usia 25 Tapi Belum Punya Pasangan Juga

$
0
0

Usia dua puluh lima yang istilah lainnya seperempat abad , memang membawa kesan sendiri bagi kamu. Saat kamu memasuki usia ini, mungkin teman-temanmu sudah banyak yang menggandeng suami atau menggendong anak. Mereka yang belum menikah sudah siap menyebar undangan. Atau setidaknya, teman-temanmu sudah punya pasangan yang siap dipamerkan untuk menghindari berbagai pertanyaan mengganggu.

Tapi banyak juga yang sampai usia 25 belum punya pasangan. Ke mana-mana sendirian. Ke kondangan ngajaknya adik atau teman. Kamu sih nyaman-nyaman aja hidup sendirian. Tapi statusmu yang masih jomblo-jomblo aja meski udah 25 itu bikin lingkunganmu nggak tahan. Bahkan di daerah-daerah tertentu, terutama perempuan, 25 adalah usia yang rawan. Kalau nggak segera punya pasangan, kamu akan dicap perawan tua. Duh, syedih deh.

 

1. Kata orang, salah satu tanda kedewasaan adalah keinginan untuk membina keluarga. Bingung juga sih, masalahnya sampai umur 25 ini kamu belum juga punya pasangan

“seperempat abad!” via koreanindo.net

Kata orang, saat kamu sudah bersiap untuk membina rumah tangga, itu tandanya kamu sudah dewasa sepenuhnya. Nggak heran kalau deadline nikah akan dialami semua orang saat memasuki usia pertengahan 20an. Apalagi kalau kamu sudah selesai kuliah dan punya pekerjaan yang sip. Apalagi yang kamu cari jika bukan calon pendamping hidupmu kelak? Nggak salah memang orang mengatakan demikian. Toh banyak juga teman-teman yang memang memulai rumah tangga di pertengahan 20an. Tapi masalahnya adalah, sampai usiamu sudah 25 ini, pasangan saja kamu belum punya. Teman lawan jenismu banyak sih, tapi ya gitu, semuanya teman biasa. Kalau ditanya orang rumah atau sabahat lama, kamu bingung mau jawab apa.

 

2. Di saat teman-temanmu banyak yang sudah pamer cincin atau bayi, kamu pamer makanan atau tempat traveling aja di media sosial

post cincin kawin jelas nggak mungkin. Yaudah post makanan aja via malesbanget.com

Isi timeline media sosialmu pun mengalami perubahan. Lima tahun lalu, isinya masih soal kehidupan kampus, foto nongkrong bareng teman, atau cerianya malam mingguan ramai-ramai. Sekarang kalau bukan foto bayi, isi timeline media sosialmu ya soal undangan nikah atau cincin kawin. Di saat teman-temanmu berlomba memamerkan kebahagiaan keluarga kecilnya atau calon keluarga kecilnya, kamu malah sibuk pamer makanan atau tempat traveling. Ketahuan banget jomblonya. Tapi kamu sih selow aja. Toh kalau punya pacar, kamu juga nggak akan upload foto kemesraan tiap sejam sekali.

3. Bukannya berkecil hati, tapi bosan juga rasanya mendapat komentar-komentar yang sama. Sudah umur segini, kok belum punya pasangan juga?

Bosan juga sih lama-lama… via imgur.com

Mungkin sebenarnya banyak juga yang melihat hidupmu ngenes. Karir oke, prestasi oke, penghasilan pun udah lebih dari cukup. Tapi sayang, semuanya dilalui sendirian. Nggak ada orang spesial untuk menemani melewati momen spesial. Nggak jarang juga kamu ditanya:

Kamu nggak pengin kayak si Ina? Atau Tisa? Atau Rahma?

Kamu nggak kesepian ya? Kalau malam nggak ada yang nemenin SMS-an?

Saking jengahnya, akhirnya kamu cuma bisa senyum aja. Kalau ditanya, sebenarnya kamu nggak pernah merasa terganggu meski kamu masih sendiri sementara teman-temanmu sudah meniti lembaran baru. Kecil hati sih nggak, tapi justru pertanyaan-pertanyaan itulah yang menyiksamu. Sudah umur segini kok belum punya pasangan?

Aaakkk kalau nanyain yang lain aja bisa nggak?

4. Keinginan untuk punya pasangan sesekali ada. Tetapi selalu tenggelam sebelum kamu sempat mewujudkannya

kalau lihat mereka, jadi pengin punya pasangan juga…. via gogurt.tumblr.com

Ada kalanya kamu juga ingin mempunya pasangan dan belajar bersama untuk menuju ke arah yang lebih serius. Biasanya, rasa-rasa ini muncul saat kamu nonton film romantis, atau kamu sedang menyaksikan adegan romantic live, seperti sepasang kakek-nenek menempuh perjalanan berdua untuk menjenguk cucunya naik kendaraan umum. Kalau melihat mereka, rasanya kamu pun ingin begitu. Menua bersama-sama orang tercinta.

Tapi keinginan untuk punya pasangan itu seringnya tenggelam bahkan sebelum kamu mewujudkannya. Selain kamu sibuk memikirkan hal lain, kadang kamu melihat rupa-rupa tingkah orang kasmaran, yang melihatnya membuatmu enggan punya pasangan sekarang.

 

5. Seringnya banyak hal lain yang harus kamu pikirkan. Soal pacar malah nggak kepikiran

banyak hal lain yang kamu pikirkan via www.tumblr.com

Di dunia ini memang banyak sekali yang kamu pikirkan. Mulai soal pekerjaan, kesehatan orang tua, sampai curhatan sahabat tentang rumah tangganya. Kamu juga sibuk mengembangkan diri dengan melakukan berbagai jenis kegiatan. Meski pekerjaanmu sudah lebih dari layak, kamu masih punya banyak mimpi yang belum kamu capai.

Terlalu banyak yang kamu pikirkan dan ingin kamu capai. Soal pasangan, seringnya kamu malah nggak kepikiran. Nggak apa-apa. Preferensi orang memang berbeda-beda. Kamu masih sendiri bukan karena apa-apa, tapi karena pasangan memang bukan prioritasmu saja.

 

6. Kamu juga berpikir, toh meski sendiri, kamu tetap bisa berkembang. Meski sering sendirian, toh kamu juga tidak pernah kesepian.

mandiri, ke mana-mana sendiri via keluarga.com

Memang basi saat kamu beralasan bahwa kamu single, bukana jomblo. Artinya kesendirianmu adalah pilihan, bukan keadaan. Dunia hanya akan menertawakan alasanmu yang sekarang sudaha nggak keren lagi. Tapi sebenarnya kamupun tak peduli. Toh mereka juga tidak tahu bagaimana hidupmu sehari-hari. Meskipun kamu sendiri, kamu tidak kalah bahagia dengan mereka yang telah berdua. Kamu tetap bisa berkembang meski ke mana-mana sendirian. Malah kamu bisa menjadi sosok yang mandiri. Dan jika ditanya soal kesepian? Kamu nggak pernah tuh merasakan. Ya gimana, malam-malammu selalu ramai dengan celotehan teman, atau segudang kegiatan yang bisa kamu lakukan.

 

7. Bukannya mau sendiri terus selamanya, tapi memang sekarang belum dapat saja

sekarang memilih sendiri, bukan berarti mau sendiri selamanya via www.wookmark.com

Meski awalnya selow saja menanggapi pertanyaan orang yang nggak ada habisnya itu, tapi lama-lama bosan juga. Kesal juga. Dalam hati kamu bertanya-tanya, kenapa orang lain justru lebih perhatian terhadap statusmu ketimbang kamu sendiri? Bukannya kamu mau sendiri selamanya. Bukannya kamu memang nggak mau merepotkan diri dengan punya pasangan. Hanya saja kamu nggak mau mencari orang sembarangan untuk menjadi pasanganmu. Bukan berarti kriteriamu sosok yang super sempurna nyaris setengah dewa, bukan. Yang kamu cari adalah sosok yang pas dan terasa klik di hati. Kalau sekarang belum ada, ya nggak apa-apa.

 

8. Saat ini, kamu memilih untuk mengembangkan diri. Soal cinta dan hubungan, akan ada saatnya sendiri nanti

saat ini, fokus dulu mengembangkan diri via 8tracks.tumblr.com

Sambil menunggu sosok yang tepat dan saat yang tepat, kamu memilih untuk mengembangkan dirimu dahulu. Kamu memilih untuk mengejar mimpi-mimpimu dahulu. Selagi masih muda, kamu ingin membuat pencapaian-pencapaian sesempurna mungkin. Mungkin setelah kamu melalui itu semua dan sudah lebih dewasa lagi, soal cinta dan hubungan akan masuk dalam pertimbanganmu. Semua ada waktunya sendiri-sendiri.

 

9. Toh jika kamu sudah bertemu orang yang tepat dan saatnya sudah tepat, kamu akan menyadarinya

nanti juga ada saatnya begini via www.sofeminine.co.uk

Karena itu semua, kamu memutuskan untuk tetap santai menghadapi semuanya. Nggak perlu baper, atau jadi ngoyo pengin punya pasangan. Semuanya kan ada prosesnya. Ada waktunya sendiri-sendiri. Nggak perlu mempertanyakan kemauan diri sendiri. Toh suatu saat nanti, jika sosok yang tepat datang di waktu yang tepat, kamu juga tidak bisa menolaknya.

 

Nggak perlu khawatir berlebihan ketika memasuki usia seperempat abad. Kalau sampai sekarang kamu belum punya pasangan, ya nggak apa-apa. Toh preferensi orang berbeda-beda. Barangkali, giliranmu memang belum tiba

 

Kepada Bapak dan Ibu Tercinta, Maafkan Anakmu yang Belum Bisa Wisuda

$
0
0

Halo Bapak dan Ibu? Apa kabar? Semoga Tuhan selalu melindungi Bapak dan Ibu di rumah. Kabarku di perantauan baik-baik saja. Semoga Bapak dan Ibu tak pernah lelah untuk mendoakan saya. Mungkin Bapak dan Ibu sudah menunggu-nunggu kabar dari saya, tentang kapan saya bisa menyandang gelar sarjana dan diwisuda.

Sayangnya, nasib baik memang belum juga berpihak pada anakmu ini. Proses pengerjaan skripsi belum juga bisa diakhiri. Berbagai kesulitan dan permasalahan masih harus saya hadapi. Maafkan saya, mungkin Bapak dan Ibu memang masih harus menunggu.

 

Anakmu ini bukannya ingin mangkir dari kewajiban. Meski harus susah payah, toh sebenarnya saya masih berjuang.

meski belum sekarang, saya masih berjuang via nextshark.com

Bapak dan Ibu, pertama, maafkan saya kalau sampai saat ini belum bisa memberikan undangan wisuda untuk Bapak dan Ibu di rumah. Maafkan saya kalau sampai saat ini, belum bisa mengajak Bapak Ibu di rumah, datang ke upacara kelulusan saya. Maafkan saya, kalau saya belum bisa memberikan senyuman merekah yang ikhlas, khas senyuman orang tua, kala melihat anaknya sukses.

Saya tahu, beribu maaf dari saya, akan selalu bisa engkau maafkan. Dan permintaan maaf ini serasa tak berarti, kalau saya tak bisa segera lulus. Saya paham betul itu. Saya pun di sini, di tempat ini, terus berusaha untuk menyelesaikan segala kewajiban.

 

Lulus kuliah adalah satu-satunya yang saya ingini. Selain usaha, doa Bapak dan Ibu yang menguatkan saat ini.

lulus adalah yang saya ingini via elitedaily.com

Bohong kalau saya tak ingin segera lulus. Bohong kalau saya ingin mengulur-ulur waktu. Bohong kalau saya tak geregetan, dan tak ingin segera menyelesaikan studi. Percayalah, di sini, saya sedang berusaha. Di sini, di tempat yang saya ingin segera saya lewati.

Bapak dan Ibu, saya ingin segera lulus. Bapak dan Ibu pun tahu keinginan itu. Saya tahu, Bapak dan Ibu di rumah akan selalu memberikan doa agar anakmu di sini bisa cepat lulus. Tanpa perlu saya minta pun, Bapak dan Ibu di rumah juga akan selalu memberikan doa untuk saya.

 

Sebagai anak, saya seringkali merasa tak enak hati. Tak tega rasanya melihat Bapak dan Ibu yang selalu berusaha memaklumi.

kadang muncul perasaan tak enak hati via frederikkejul.tumblr.com

Bapak, tak ada niat dariku untuk bermain-main dan melupakan kewajiban sebagai seorang mahasiswa. Tak ada sedikitpun niat itu. Saya berjuang melaksanakan kewajiban itu. Saya pun tak enak hati, kalau terlalu lama lulusnya. Saya tak enak hati karena uang yang Bapak berikan untuk saya kuliah, belum bisa dibalas dengan sebuah ijazah kelulusan. Meskipun saya tahu, Bapak tak akan pernah ungkit-ungkit itu. Tapi tetap saya tak enak hati.

Ibu, tak ada niat saya untuk membuat Ibu sakit hati. Tak ada sedikit pun ingin melihat Ibu terluka karena pertanyaan dari tetangga, Anakmu sudah lulus, belum? . Saya pun merasakan sakit yang sama dengan yang Ibu rasakan saat itu. Maafkan saya, masih belum bisa membuat Ibu bangga.

 

Membuat orang tua bahagia menjadi harapan utama. Saya janjikan gelar sarjana akan disandang segera.

Bapak dan Ibu, saya juga ingin lulus. Ada impian di depan sana, yang ingin saya rengkuh. Ada cita-cita yang ingin saya capai. Dan yang paling penting, ada keinginan saya untuk membuat Bapak dan Ibu bahagia.

Saya juga ingin, melihat Bapak dan Ibu dengan bangga memperkenalkan saya ke rekan kerja dan tetangga. Ini lho anakku. Sudah lulus kuliah. Saya merinding mendengarnya. Membayangkannya saja saya tak sudah tersenyum.

Saya juga ingin membalas kebaikan Bapak dan Ibu selama ini. Meskipun saya tahu, kebaikan Bapak dan Ibu, tak akan bisa dibalas dengan uang segunung ataupun istana megah sekalipun. Tapi, saya ingin membalasnya dengan memberikan kasih sayang yang bakal mengobati luka.

 

Tapi kembali, maafkan saya. Bapak dan Ibu harus menunggu lagi, lagi, dan lagi. Tapi percayalah, Bapak dan Ibu tak akan menunggu lama lagi. Bapak dan Ibu hanya perlu menunggu sedikit lagi. Sampai akhirnya, saya bisa memberikan undangan wisuda untuk Bapak dan Ibu di rumah.

Bapak dan Ibu, saya sayang kalian. Saya doakan, Bapak dan Ibu di rumah selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan. Agar Bapak dan Ibu bisa mendampingi saya ketika hari bahagia nanti. Saya akan lulus di waktu yang tepat. Sebentar lagi, saya berjanji.

Viewing all 2645 articles
Browse latest View live


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>